Pesparawi

Harmoni di Tengah Keberagaman, Halmahera Barat Juara Umum Pesparawi 2025

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos pose bersama di penutupan Pesparawi 2025. Foto: Humas Pemprov Maluku Utara

Kontingen Halmahera Barat berhasil meraih gelar Juara Umum dalam Ekshibisi Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) dan Musik Yangere Maluku Utara 2025, yang digelar selama tiga hari, 12–14 September 2025, di halaman Kantor Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara.

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Pesparawi 2025 menjadi panggung ekspresi budaya dan pesan harmoni lintas iman di tengah keberagaman masyarakat Maluku Utara.

Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota di Maluku Utara. Mereka membawakan lagu-lagu rohani serta menampilkan Musik Yangere, musik tradisional khas daerah ini yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Masyarakat dari berbagai latar belakang turut memadati lokasi setiap harinya. Penampilan para peserta tak hanya menunjukkan kemampuan teknis dan artistik, tetapi juga menyampaikan pesan persatuan, cinta kasih, dan toleransi.

Pada puncak acara yang berlangsung Minggu, 14 September 2025, Dewan Juri menetapkan Halmahera Barat sebagai Juara Umum dengan total perolehan 88 poin. Peringkat kedua diraih Halmahera Utara (84 poin), disusul Halmahera Timur di posisi ketiga dengan 82,5 poin.

Namun lebih dari sekadar pencapaian, Pesparawi 2025 dirasakan masyarakat sebagai pesta iman dan kebersamaan.

“Yang kita rasakan di sini bukan hanya suara indah, tapi juga energi cinta kasih yang menyatukan,” ujar seorang jemaat dari Halmahera Selatan yang hadir sebagai penonton.

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, hadir dan menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta. Ia menekankan bahwa Pesparawi bukan hanya agenda keagamaan, tetapi juga momen untuk memperkuat solidaritas sosial di wilayah yang penuh keberagaman ini.

“Saya merasa bangga berada di tengah peserta yang luar biasa ini. Pesan perdamaian dan persaudaraan yang lahir dari nyanyian jauh lebih berharga daripada sekadar kompetisi,” ujarnya dalam sambutannya.

Ketua Panitia, Nally Thomas, turut menyampaikan bahwa seluruh rangkaian acara berlangsung aman, tertib, dan penuh sukacita.

“Pesparawi ini bukan hanya milik umat Kristiani, tapi sudah menjadi pesta bersama. Masyarakat dari berbagai latar belakang datang dan menyatu dalam semangat kasih,” ungkapnya.

Momen penutupan semakin meriah dengan penampilan kolosal Tarian Saloi dari Sanggar Dabiloha. Tarian ini menggambarkan sejarah dan kekayaan budaya Maluku Utara serta menjadi simbol keterbukaan dan persaudaraan antarwarga.

Upacara ditutup dengan penurunan Bendera LPPD dan aubade bersama seluruh kontingen. Lagu Yangere yang mengalun di penghujung acara menjadi penanda bahwa pesta telah selesai, namun semangat kasih dan persatuan tetap bergema.

Para pemenang akan mewakili Maluku Utara dalam Pesparawi Nasional XIV yang dijadwalkan berlangsung di Manokwari, Papua Barat, pada Juni 2026. Maluku Utara sendiri memiliki rekam jejak membanggakan dalam ajang nasional, termasuk capaian 8 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu pada Pesparawi 2018.

Meski prestasi menjadi salah satu tujuan, banyak pihak menekankan pentingnya menjaga ruh Pesparawi sebagai wadah untuk membangun toleransi dan persatuan.

“Di tengah dunia yang penuh perbedaan, musik dan nyanyian bisa menyatukan hati. Itu yang membuat Maluku Utara istimewa,” kata seorang tokoh masyarakat dari Tidore.

Dengan keberhasilan Halmahera Barat meraih gelar Juara Umum, dan dengan kuatnya semangat persaudaraan yang terpancar sepanjang acara, Pesparawi 2025 menegaskan bahwa harmoni bisa tumbuh dan menggema di tengah keberagaman.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga