Inspirasi

Cerita Rizky Pora, Pemuda Sula yang Mengukir Prestasi di Dunia Sepakbola

Rizky Rizaldi Pora. Foto: Ist

Rizky Rizaldi Pora, adalah pemuda asal Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, yang menorehkan prestasi gemilang di dunia sepakbola Indonesia.

Saat ini, lelaki yang akrab dipanggil Rizky Pora itu bermain sebagai sayap kiri untuk klub Barito Putera dan pernah lama membela Timnas Indonesia.

Sejak duduk di bangku SMP Negeri 4 (sekarang SMP Negeri 2) di Kepulauan Sula, Rizky sudah menunjukkan bakatnya di lapangan hijau. Lulus SMP pada 2005, ia melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kepulauan Sula, sambil terus menekuni sepakbola.

Seperti fajar yang mulai menyingsing, bakat Rizky mulai dilirik Persambong Sula pada 2008. Di klub lokal itu, ia ingin membuktikan bahwa sepakbola bukan sekadar hobi, tapi jalan menuju masa depan.

"Dulu waktu sekolah di Sanana, saya ikut Liga 2 dan Liga 3. Kami sudah main ke Ambon, Jayapura, dan Mando," kenang Rizky.

Perjalanan Rizky tak mudah. Ia memulai karier dari liga tarkam, hampir delapan bulan keliling Jabodetabek, sebelum akhirnya bertemu Elly Idris, pelatih Persita Tangerang, pada 2010. Pertemuan itu membuka gerbang baru bagi kariernya.

"Saya merantau dan main di liga tarkam, hampir keliling Jabodetabek. Baru delapan bulan kemudian ketemu Elly Idris," tuturnya.

Setelah melewati seleksi, Rizky resmi bergabung dengan Persita Tangerang pada 2010. Karier seniornya dimulai dari sini, sebelum pada 2013 ia pindah ke Barito Putera di Kalimantan. Di Barito Putera, bakat Rizky terus diasah hingga akhirnya mendapat panggilan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia pada 2014.

"Setelah mengikuti seleksi bertahap, pertama kali saya dipanggil pada 2013. Puncaknya, pada 2014, saya dipanggil untuk persiapan AFF," jelas Rizky.

Prestasinya di Timnas membuat Rizky dikenal sebagai “The King of Assist”, membela Timnas Indonesia dari 2014 hingga 2019. Baginya, sepakbola bukan sekadar hobi, tapi juga sumber penghasilan untuk membantu keluarga.

"Kalau sekarang bicara sepakbola, ini sudah bukan hobi, tapi mata pencaharian. Waktu masuk Persita 2010, gajinya sudah di atas UMR, dan itu membantu ekonomi keluarga," ujarnya.

Di balik keberhasilannya, Rizky tetap menaruh perhatian pada generasi muda di kampung halamannya. Ia berharap bisa membantu anak-anak Sula yang berbakat di bidang sepakbola agar regenerasi pemain tidak terputus.

"Saya ingin membantu adik-adik di Sula yang punya bakat sepakbola. Semoga regenerasi ini terus berlanjut," tuturnya.

Penulis: Amco
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga