Apresiasi
Wali Kota Tidore Apresiasi Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Sultan Zainal Abidin Syah
Wali Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Zainal Abidin Syah.
Upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 untuk Sultan Tidore yang juga dikenal sebagai Gubernur Pertama Irian Barat berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin, 10 November 2025.
Penganugerahan ini menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Tidore Kepulauan yang telah memperjuangkan pengakuan terhadap jasa Sultan Zainal Abidin Syah selama lebih dari lima tahun.
“Saya dan seluruh masyarakat Kota Tidore Kepulauan menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Kami memberikan hormat kepada Bapak Presiden yang sangat menghargai sejarah masa lalu, karena sejarah adalah bagian dari jati diri kita. Beliau adalah pemimpin Republik yang luar biasa,” ujar Muhammad Sinen.
Sultan Zainal Abidin Syah akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional setelah melalui proses pengusulan sejak tahun 2021. Pemerintah Kota Tidore Kepulauan bersama berbagai pihak terus berupaya memperjuangkan agar jasa besar sang Sultan mendapat pengakuan dari negara.
“Perjuangan ini akhirnya berbuah manis. Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2025, nama besar Sultan Tidore Zainal Abidin Syah, Gubernur Pertama Irian Barat, mendapat tempat yang layak dalam sejarah bangsa,” tutur Sinen.
Dalam sambutannya, Wali Kota Muhammad Sinen juga mengisahkan kembali perjuangan Sultan Zainal Abidin Syah pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut, Sultan Zainal Abidin Syah memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan wilayah Nusantara, khususnya dalam memperjuangkan agar Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Pada Konferensi Malino di Makassar, yang berlangsung pada 16–25 Juli 1946, Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno mengundang Sultan Zainal Abidin Syah untuk membahas masa depan wilayah Indonesia Timur. Dalam pertemuan itu, Bung Karno menawarkan tiga pilihan kepada Sultan: Tidore dan Papua berdiri sebagai negara sendiri, Tidore dan Papua bergabung dengan Belanda, atau Tidore dan Papua bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tanpa berpikir panjang, dengan lantang Sultan Tidore Zainal Abidin Syah menyatakan kepada Bung Karno bahwa Tidore dan Papua adalah bagian dari NKRI. Beliau bahkan rela memberikan sepertiga wilayah kekuasaannya kepada Indonesia,” tegas Sinen.
Menurut Muhammad Sinen, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini merupakan bentuk penghormatan negara atas kontribusi besar Kesultanan Tidore dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
“Penganugerahan gelar ini adalah kehormatan sekaligus pengakuan dari negara terhadap kontribusi Tidore dalam menjaga wilayah kedaulatan Indonesia. Tanpa Tidore dan Konferensi Malino, Indonesia mungkin tidak akan pernah memiliki Merauke. Sebab, dari hasil konferensi itulah lahir Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” pungkasnya.









Komentar