Agraria
Tumbuhnya Minat Petani Holtikultura di Ternate

Ternate, Hpost - Minat bertani di masa pandemi Covid-19 cukup digemari di berbagai daerah di Indonesia. Tak terkecuali di Kota Ternate, Maluku Utara.
Kepala Dinas Pertanian Kota Ternate, Thamrin Masrsaoly, mengungkapkan ada peningkatan minat bertani di Ternate, terutama petani holtikultura.
"Mungkin kerena pandemi tidak terlalu berdampak ke mereka sehingga memunculkan antusias petani. Padahal sebelumnya bisa dilihat semangat bertani agak turun," jelas Thamrin, kepada Halmaherapost, Jumat 13 Agustus 2021.
Baca Juga:
Meski Pandemi, Sektor Pertanian di Tidore Kepulauan Tetap Meningkat
Meski begitu, Thamrin mengaku masalah subtansial yang dihadapi kebanyakan petani di Ternate sekarang adalah keterbatasan lahan dan kondisi geografis yang tidak menjamin pengembangan sektor pertanian.
"Ternate ini bukan wilayah pengembangan pertanian yang terpadu, seperti halnya bagian Halmahera," katanya.
Menurut Thamrin, syarat dasar pertanian yang paling utama ialah ketersediaan lahan. Sementara, kesediaan lahan di Ternate jauh dari cukup. Sehingga, corak pertanian lebih difokuskan pada janis tanaman yang holtikultura yang dibudidayakan petani.
"Seperti Tomat, yang meskipun ditanam oleh petani di yang ada di Loto, Gambesi, Rua, Sasa dan Tubo tapi masih sangat kecil untuk melayani kebutuhan masyarakat" jelasnya.
Untuk petani tomat sendiri, kata Thamrin, rata-rata hanya mampu menghasilkan 5 ton tomat dalam sebulan. Maka lazim ketika harus mendatangkan suplai pasokan dari luar.
Ternate sebagai Pangsa Pasar
Menurut Thamrin, Kota Ternate lebih tepatnya merupakan pangsa pasar, yang bukan merupakan pusat industri komoditas pertanian seperti halnya di daerah lain.
Kendati demikian, ia mengatakan orang yang di luar kota Ternate, seperti di Makean, Halmahera, dan Tidore bila datang ke Ternate kemudian hendak pulang ke tempat asalnya, tomat itu dibeli di Ternate lalu dibawa pulang.
Jumlah kelompok tani yang terdaftar pada Sistem Informasi Penyuluh sebanyak 280 kelompok, yang didominasi oleh petani pala dan cengkeh.
"Sedangkan lebih sedikit adalah kelompok tani holtikultura," pungkasnya.
Komentar