Transportasi

Dinilai Provokatif, Organda Halmahera Tengah Sesalkan Pernyataan Wawali Tikep

Wasekum DPC Organda Halteng, Rajif Kahar || Foto: Istimewa

Weda, Hpost - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Halmahera Tengah mengaku menyesalkan pernyataan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Muhammad Senin. Pasalnya, pernyataan orang nomor dua di Tikep yang disapa Ayah Erik itu dinilai provokatif.

Sebelumnya, Ayah Erik saat turun bertemu kedua belah pihak yang berkonflik di Desa Loleo, mengatakan dalam masalah saling serang antara masyarakat Loleo dengan Organda Sofifi, maka Organda Weda akan tertawa.

"Kalau sudah begini orang Sofifi pica orang loleo pica yang tatawa orang weda karena tara pica di sini, itu yang saya marah. Kalau hari ini ngoni (kalian) baku serang kong orang weda yang pica tara apa-apa," kata Ayah Erik dalam video berdurasi sekitar 1 menit yang beredar.

Menanggapi hal itu, Wasekum DPC Organda Halteng, Rajif Kahar, mengaku pihaknya sangat menyesalkan pernyataan Wawali Tikep tersebut. Ia menilai, kata-kata yang dikeluarkan itu bernada provokatif dan rasis.

"Jauh sebelum pemindahan ibu kota kabupaten ke Weda, orang Weda dan orang Tidore memiliki tali persaudaraan dan kebersamaan yang begitu kental. Dalam kasus ini kami sangat memikirkan nasib masyarakat yang hari ini sudah menggantungkan hidup di dermaga Loleo," kata Rajif, pria berdarah Tidore itu, kepada Halmaherapost, Senin 28 Maret 2022.

Baca Juga:


Sepekan 'Berkantor' di Jakarta, Ini Agenda Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Timur


Gegara Jalan, Warga Guraping Boikot Kantor Gubernur Maluku Utara


Pemprov Maluku Utara Ungkap Kendala Jalan di Guraping Tidak Dituntaskan

Dia bilang, terkait masalah beberapa hari kemarin antara pihaknya dan Organda Sofifi hingga berujung bentrok antara masyarakat Loleo dan Organda Sofifi itu karena ulahnya dari sopir Organda Sofifi, bukan mereka.

"Awalnya, pada Jumat kemarin, sopir angkot yang tergabung dalam Organda Sofifi membongkar penumpang Weda yang akan berangkat ke Loleo, bertempat di Desa Lola Kecamatan Oba Tengah Tidore Kepulauan, pada Jumat kemarin," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya merasa bingung dengan sikap Organda Sofifi, karena kemarin itu sudah dilakukan rapat bersama dan sudah disepakati izin trayek.

"Saya bingung dengan teman-teman Organda Sofifi punya kemauan, Torang kemarin sudah sepakati izin trayek, sehingga sopir angkot dari luar Halteng harus masuk dan turunkan penumpang di terminal Weda," katanya.

Masih menurutnya, pihaknya juga menyadari ketika mereka membawa penumpang ke Sofifi, kemudian balik ke Weda tidak membawa penumpang.

"Kami kalau sudah antar penumpang ke Sofifi tetap pulang kosong. Terus apakah kami salah kalau ada penumpang yang mau turun di Loleo, itu kehendak penumpang kita tidak bisa paksa untuk sampai di Sofifi," tandasnya.

Selain itu, lanjut Rajif, menjelaskan soal portal Moreala dan Kilo Tiga yang selalu dipermasalahkan Organda Sofifi, kata dia, itu hanya sebagai bentuk pantauan sopir angkot dari luar Halteng yang tidak patuh pada izin trayek.

"Kami hanya pantau sopir yang tidak menurunkan penumpang ke terminal Kota Weda, ketika kedapatan supir yang nakal mereka hanya diarahkan ke terminal. Jadi tidak benar jika ada pembongkaran penumpang di dua portal yang ada di Kota Weda," pungkasnya.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: RHH

Baca Juga