Opini

Wabah Baru di Tengah Covid-19

Ummulkhairy M Dun. Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Mahasiswa IAIN Ternate.

Dunia saat ini telah disibuki oleh Covid-19 demikian pula dengan Indonesia. Kehadirannya memberikan luka yang mendalam bagi masyarakat global. Penyebarannya yang masif berimplikasi pada jumlah positif dari virus ini yang semakin membludak. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang positif mengalami kematian. Itulah Covid-19 di mata dunia.

Sejak dinyatakan gawat Covid-19 oleh pemerintah, beragam cara baik pencegahan maupun penanganan pasien positif mulai dibijaki. Kebijakan pemerintah yang paling utama adalah imbauan #dirumahaja. Setelah dikampanyekan imbauan ini disusul pula dengan kebijakan-kebijakan strategis lainnya berkaitan pencegahan dan penanganan Covid-19.

Imbauan #dirumahaja dimaksudkan agar segala aktivitas yang biasanya dilakukan di luar rumah dialihkan di rumah. Diantaranya adalah bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh masyarakat Indonesia. Tidak sedikit yang mengabadikan segala momennya selama berada di rumah.

Dilansir dalam beberapa media sosial milik masyarakat Indonesia, banyak yang mengeluh atas kebosanan karena berhari-hari di rumah. Namun tidak sedikit yang melakukan kegiatan produktif sehingga menciptakan suatu virus yang berhasil menjadi wabah baru di Indonesia.

Salah satu wabah yang berhasil menyaingi Covid-19 adalah “Aisyah Istri Rasulullah”. Mengapa tidak? Lagu yang belakangan ini telah menjadi tren di media sosial sehingga jumlah konsumtifnya melebihi angka positif dari Covid-19.

“Aisyah Istri Rasulullah” adalah sebuah lagu dengan lirik gambaran sifat dan kehidupan Aisyah sebagai Istri Nabi SAW. Musik asal “Negeri Jiran” ini berawal dari Projector Band dengan judul “Aishah”. Kemudian ditambahkan liriknya oleh seorang muslim Malaysia yang disapa “Mr. Bie”. Tambahan lirik tersebut berhasil mengubah judulnya menjadi “Aishah R.A” (dalam bahasa malaysia).

Indonesia dengan mayoritas umat Islam menyambut baik karya band asal Malaysia. Sejumlah youtubers di Indonesia turut menyanyikan kembali (cover) lagu ini dengan gayanya masing-masing. Alhasil kehadiran “Aisyah Istri Rasulullah” menjadi wabah baru di tengah Covid-19 di kawasan ibu pertiwi.

Kisah Aisyah Radiallahuanha yang telah dilagukan ini, tidak sekadar menjadi sebuah syair belaka melainkan dapat menjadi syiar Islam. Hal ini tentu berangkat dari lirik-lirik dalam lagu yang seharusnya dapat dikonstruksikan kembali maknanya oleh seluruh umat Islam Indonesia. Sehingga tidak terkesan taklid buta yaitu mengikuti tanpa mengetahui.

Artinya, kita dituntut untuk menggalih lebih jauh terkait dengan kepribadian Aisyah Radiallahuanha dan menjadikannya sebagai uswah (contoh). Namun, realitas yang ada menunjukkan bahwa mayoritas kalangan umat Islam Indonesia terjebak dalam ranah kepraktisan. Sehingga tidak lagi ada gairah mencari kebenaran dari lirik lagu tersebut.

Secara umum, lirik lagu tersebut menjelaskan bagaimana sosok Aisyah Radiallahuanha dalam kehidupannya bersama Nabi SAW. Dikatakan bahwa “ummul mukminin” tersebut memiliki kecantikan fisik dan sifat pencemburu. Kaitannya dengan kedua hal ini, harus dikaji oleh kita supaya tidak hanya mendewakan Aisyah Radiallahuanha sebaga istri Nabi SAW.  Sebab, dalam beberapa hadis telah dijelaskan bahwa terdapat kurang lebih 11 Istri Nabi.

Jika mendengar lagu ini saja tanpa membaca literatur tentang istri-istri Nabi, maka yang hanya kita sanjung sebagai istri Nabi adalah Aisyah Radiallahuanha. Kenapa dalam lirik ini disampaikan bahwa Aisyah Radiallahuanha adalah sosok perempuan cantik?. Jawabannya adalah karena diantara istri-istri Nabi SAW Aisyah Radiallahuanha lah satu-satu nya gadis yang dinikahi dan secara usia masih sangat dini yaitu pada usia 9 tahun. Sehingga cantik yang dimaksud adalah kematangan organ tubuh yang dimiliki oleh Aisyah Radiallahuanha.

Sementara sifat cemburu yang digambarkan oleh penggalan lirik lagu ini benar adanya karena kesiapan secara mental Aisyah Radiallahuanha menikah dengan Nabi belum terlalu baik. Jadi, mudah cemburu seperti anak kecil pada umumnya.

Selain itu yang akan disasar dalam lagu ini adalah lirik yang berkaitan dengan kisah cinta Nabi bersama Aisyah Radiallahuanha yang begitu romantis. Sebelum menikahi Aisyah, Nabi selalu memberikan perhatian kepadanya hingga menikah. Hal ini sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Aisyah mengatakan: “Aku bermain boneka di dekat Rasulullah SAW., dan biasanya beliau mencari teman-temanku agar mereka bermain denganku”.

Aisyah Radiallahuanha yang paling sering mendapatkan perlakuan romantis dari Nabi SAW., hal ini dikarenakan waktu Nabi SAW., bersama Aisyah lebih lama dibandingkan dengan istri yang lain. Tetapi Nabi SAW., selalu berlaku adil dan memberikan cinta serta sayang kepada istri-istri beliau.

Adapun dikatakan dalam lirik lagu ini bahwa Aisyah Radiallahuanha adalah sosok yang mendampingi Nabi SAW., di penghujung usia beliau. Pada suatu malam sebelum Nabi SAW., mengakhiri hidupnya, beliau meminta untuk menginap di kamar Aisyah Radiallahuanha. Beliau memang menginginkan untuk didampingi Aisyah Radiallahuanha dalam menghadapi sakratul maut. Permintaan ini pun direstui oleh istri beliau bernama Saudah yang pada saat itu mendapat giliran bersama Nabi.

Hingga akhirnya Nabi SAW., meninggal dunia di atas pangkuan Aisyah Radiallahuanha dan jasad Nabi SAW., pun dimakamkan di kamar sang istri atas dasar pesan beliau. Inilah keistimewaan Aisyah Radiallahuanha sebagai istri yang tidak dimiliki oleh istri Nabi lainnya. Namun, bukan berarti istri-istri Nabi yang lain tidak baik dibandingkan Aisyah. Sebab setiap istri Nabi memiliki keistimewaaan tersendiri.

Dalam lirik lagu ini ada yang belum disentil terkait dengan keunggulan Aisyah Radiallahuanha sebagai sosok perempuan cerdas. Kecerdasan istri Nabi SAW., yang satu ini disepakati oleh para alim ulama dikarenakan terdapat 2.210 hadis yang diriwayatkannya dan merupakan jumlah terbanyak diantara riwayat oleh istri Nabi yang lain.

Kepribadiannya yang cerdas ini dalam hal memahami apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Nabi SAW., dapat dicontohi oleh muslimah-muslimah zaman sekarang terutama muslimah Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengkaji sesuatu yang baru dan menafikan sikap taklid buta.

Penjelasan lirik lagu di atas mengharuskan kita untuk banyak belajar dalam mengenal istri-istri Nabi SAW., sehingga dapat mengambil segala hal yang baik dari kepribadian mereka dan sebagai contoh berkeluarga yang baik versi Nabi.

Layaknya Covid-19, virus “Aisyah Istri Rasulullah” harus tetap mewabah di Indonesia sebagai bentuk rekonstruksi nilai-nilai keIslaman melalui karya musik. Diharapkan pula ada karya lainnya yang menggambarkan istri Nabi SAW., selain Aisyah Radiallahuanha. Sehingga menjadi edukasi bagi masyarakat Islam pada umumnya dan generasi muslimah pada khususnya. Demi terwujudnya muslimah  berfatanah (cerdas)  bukan muslimah berfitnah (penyebar berita bohong).

Baca Juga