Uang Tunai
Covid-19 Bikin Kebutuhan Uang Tunai Menurun
Ternate, Hpost – Pandemi Covid-19 menghambat perputaran ekonomi sehingga kebutuhan uang tunai jelang ramadhan tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat diminta memanfaatkan transaksi non tunai untuk mengurangi resiko tertular Covid-19 dan peredaran uang palsu.
Hal ini dikatakan oleh Kepala BI Gatot Miftakhul Manan dalam siaran pers, Rabu 20 Mei 2020. Gatot mengatakan, memasuki pekan ketiga ramadhan tahun 2020, realisasi kebutuhan uang tunai tercatat Rp429 miliar dibandingkan di Tahun 2019 sebesar Rp 466 Miliar.
"Penurunan terjadi pada Uang Pecahan Besar (UPB) dan Uang Pecagan Kecil (UPK),” paparnya.
Menurut Gatot, total kebutuhan uang tunai sepanjang ramadhan diperkirakan mencapai Rp554 miliar, atau turun 17 persen dari ramadhan sebelumnya. Penurunan tersebut lanjut dia, mencerminkan kegiatan ekonomi cukup melambat di tengah pendemi Covid-19.
"Karena puncak kebutuhan uang tunai diperkirakan terjadi pada pekan terakhir ramadhan sekitar Rp300 miliar," ucapnya.
Disiplin covid-19, tambah Gatot, menjadi prioritas melalui beberapa pencegahan diantaranya, mendorong masyarakat memaksimalkan layanan non tunai perbankan. Uang cukup disimpan dalam rekening Bank.
"Transaksi seyogianya memanfaatkan layanan non tunai bank. Penggunaan non tunai meminimalkan resiko dan peresadan uang palsu," tutupnya.
Sementara itu, kesiapan uang di Bank BI, kata Gatot, harus sesuai protokol kesehatan karena uang sudah selesai masa karantina terhitung dari tanggal 15 Mei 2020. Posisi kas siap edar di kantor Perwakilan BI Maluku Utara mencapai 946 Miliar, terdiri dari UPB sebesar Rp 780 Miliar dan UPK sebesar Rp 166 Miliar.
“Posisi itu mencukupi kebutuhan masyarakat pada lebaran Idul Fitri Tahun 2020,” ucapnya.
Komentar