Sengketa Pilkada

Petahana Bupati Kepulauan Sula Tumbang di MK

Sidang lanjutan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula, Maluku Utara, 2020.

Jakarta, Hpost – Setelah Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Pulau Taliabu, Mahkamah Konstitusi (MK) kembali menolak dalih permohonan pemohon Pilkada Kepulauan Sula yang diajukan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1 Hendrata Thes dan Uma Umabaihi.

Penolakan gugatan Perselisihan Hasil Pemilu Pilkada Kepulauan Sula terhadap pemohon dengan akronim HT – Umar itu, dituangkan dalam amar putusan/ketetapan perkara Nomor 90/ PHP.BUP XIX/2021 yang dibacakan 9 hakim MK melalui Ketua Majelis Anwar Usman pada persidangan, Rabu 17 Februari 2021.

“Berdasarkan pertimbangan hukum terhadap perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Pilkada Kepulauan Sula, Mahkamah menyatakan dalih permohonan pemohon yang disampaikan dalam persidangan mendengar keterangan dan bukti-bukti yang diajukan, tidak dapat meyakinkan untuk melanjutkan perkara ini ke persidangan berikut,” ucap Anwar Usman, seperti dikutip dari beritadetik.id.

Mahkamah juga menimbang, bahwa perbedaan perolehan suara antara pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak untuk dapat mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula Tahun 2020, telah melebihi angka selisih 2 persen dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan KPU Kepulauan Sula.

Berdasarkan fakta persidangan serta bukti-bukti yang diajukan pihak termohon, Bawaslu, dan juga pemohon, terdapat perolehan suara pemohon adalah 17.691 suara.

Sedangkan perolehan suara pihak terkait (pasangan calon peraih suara terbanyak) adalah 20.119 suara, sehingga selisi perolehan suara antara pemohon dan pihak terkait adalah 20.119-17.691 atau 2.428 suara (4,61 persen).

Dengan demikian, Mahkamah berkesimpulan permohonan pemohon tidak memiliki kedudukan hukum untuk dilanjutkan pada persidangan berikut.

“Selisih perolehan suara pemohon dengan pihak terkait selaku peraih suara terbanyak, yaitu pasangan calon nomor urut 3 melebihi presentase sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal 158 ayat (2) huruf a UU Nomor 10 Tahun 2016,” sambung Hakim Anggota, Manahan dalam persidangan itu.

Sidang pembacaan putusan/penetapan Perselisihan Hasil Pemilihan Pilkada Kepulauan Sula dipimpin langsung Ketua MK Dr. Anwar Usman, didampingi Wakil Ketua MK Prof. Dr. Aswanto, DFM, Prof. Dr. Arief Hidayat. Wahiduddin Adams, Dr. Suhartoyo. Manahan M. P. Sitompul. Prof. Dr. Saldi Isra. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, dan Dr. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh.

Penulis: Red
Editor: Nurkholis Lamaau

Baca Juga