Cuaca
Sikap Kepala BPBD Taliabu soal Alat Pendeteksi Hujan Hilang Dicuri
Taliabu, Hpost – Hilangnya sejumlah komponen pada alat pendeteksi hujan (Automatic Rain Gauge) milik BMKG yang dipasang di Kabupaten Kepulauan Taliabu, Maluku Utara, bakal berpengaruh pada upaya mitigasi kebencanaan.
Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Taliabu, Sutomo Teapon, menilai itu bukan kesalahan BPBD. Meski jaminan keamanan datang dari instansinya sendiri.
“Apakah harus ada piket 1 x 24 jam ?,” tegas Sutomo saat dikonfirmasi Halmaherapost.com, lewat pesan WhatsApp, Kamis 25 Februari 2021.
Dari rangkaian konfirmasi via aplikasi tukar pesan itu, Sutomo seakan merasa tak puas jika tanggung jawab di balik peristiwa itu dikaitkan dengan instansinya. (Anda) wartawan Taliabu atau bukan ? sudah lihat lokasinya,” ucapnya.
Ia mengaku, langkah yang dilakukan BPBD Taliabu adalah melaporkan peristiwa itu ke BMKG. "Dan (komponen) digantikan oleh BMKG,” singkatnya.
Halmaherapost.com mengirim foto lokasi dari alat tersebut ditancapkan. Sutomo bilang, “Wah, parah kalau itu tuh.” Saat ditanya maksud dari penilaian parah itu, Sutomo secara tegas bilang, “ngana (wartawan) salah pertanyaan itu.”
Menyentil soal jaminan yang diberikan BPBD ke pihak BMKG, Sutomo justru balik bertanya, “Apa jaminan yang dikasi ke BPBD ? Apa yang bisa dijadikan jaminan ?,” tukasnya.
“Ngana (Anda – wartawan) parah kalau pertanyaan begitu. Karena alat itu dikirim balik. Bukan hilang. Yang hilang Aki-nya,” tutur Sutomo menambahkan.
Sutomo pun kembali bertanya, “terus (selain Aki) hilang yang lain lagi ?,” tanya dia, sembari menandai foto lokasi pemasangan alat ditancapkan. Seakan belum paham, Sutomo kembali memastikan, “Foto ini maksudnya alat hilang ?.”
Baca juga:
Komponen Alat Pendeteksi Hujan di Kepulauan Taliabu Hilang Dicuri
Saat disampaikan berdasarkan keterangan dari BMKG, bahwa yang hilang pertama adalah komponen berupa Aki, lalu disusul kejadian kedua berupa Aki, Sonar Panel hingga Boks Server, emosi Sutomo justru melonjak. “Ngana (Anda – wartawan) sehat kah ?.”
Bahkan keterangan soal hilangnya komponen yang disampaikan pihak BMKG sendiri, lagi-lagi dipertanyakan Sutomo, “siapa yang bilang ?”. Lalu meminta Halmaherapost.com memberitakan peristiwa ini hingga ke pusat.
Sebab wawancara terkait persoalan ini, menurut dia, terkesan tidak nyambung. “Wawancaranya itu aneh. (Informasi) kasi sampe pusat,” tandasnya. “Karena alat itu dikirim balik ke BMKG. Bukan hilang.”
Di tengah sesi wawancara, Sutomo mengakui, bahwa lahan yang ditancapkan alat pendeteksi tersebut atas rekomendasi dari BPBD Kepulauan Taliabu. “Benar. Menurut BPBD memang aman,” katanya.
Lantas kenapa peristiwa yang sama terjadi sebanyak dua kali ?. Sutomo menanggapi begini: “Jadi harus dijaga 1 x 24 jam ? Berapa digaji untuk penjagaannya ?. Kalau masyarakat sadar pasti tidak akan dicuri.”
Tidak punya skema penjagaan, kata Sutomo, opsi lain dari BPBD adalah membuat gedung secara permanen untuk melindungi alat tersebut. Namun saat ditanya apakah sedang diupayakan ?, Sutomo mengelas, “lah kenapa tanya saya ?.”
“Alatnya tidak hilang semua. Yang hilang hanya Aki. Jadi alatnya dikirim balik dan itu permintaan BMKG. BMKG bukan BPBD. Harus tahu itu dulu. BMKG dan BPBD itu beda,” tukasnya.
Sebelumnya, Bagian Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Setyawan, mengaku lahan yang ditancapkan alat tersebut atas rekomendasi BPBD Kepulauan Taliabu.
“Dekat lapangan sepak bola. Waktu itu kita minta jaminan keamanan, dan BPBD jamin bahwa lokasi itu aman. Tapi sudah dua kali komponen dari alat tersebut hilang dicuri,” tuturnya.
Komentar