Perkara

Tokoh Masyarakat Moloku Kie Raha Sampaikan Pesan Damai untuk Konflik Haruku

Sebagai orang basudara, mari bergandengan tangan || Ilustrasi: Istimewa

TERNATE, Hpost - Sejumlah tokoh masyarakat di Moloku Kie Raha (Maluku Utara), turut menggaung seruan damai bagi 'basudara' di Pulau Haruku, Maluku, yang terlibat konflik tapal batas.

Terkait konflik 'basudara' di sana, tokoh masyarakat turut menyerukan pesan damai dan berharap bentrok antarkampung itu bisa secepatnya diselesaikan pihak berwajib.

"Orang Maluku dan Maluku Utara punya pelajaran berharga saat konflik 1999 dan saya yakin tak ada yang mau terjebak pada kebodohan yang sama," ujar Asghar Saleh, tokoh masyarakat di Ternate, menepis isu sara pada konflik tersebut.

Menurut Asghar, kehadiran tokoh agama dan tokoh adat untuk menengahi konflik sangat dibutuhkan, terutama untuk mendampingi warga setempat.

Ia bilang pemerintah juga harus segera menuntaskan sengketa batas wilayah yang kini diduga jadi pemicu.

"Yang dibutuhkan saat ini justru bantuan kemanusiaan untuk basudara korban di sana. Mari percayakan aparat keamanan dan pemerintah daerah menyelesaikan masalah di sana dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh adat lokal," seru Asghar.

Selain itu, dalam situasi konflik, menurut Asghar, media memiliki peran penting menyuarakan perdamaian dan senantiasa berpihak kepada korban.

Ajakan damai ini juga datang dari Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

"Kita berikan kepercayaan dan dukungan kepada pihak Kepolisian yang bekerja maksimal untuk mengamankan, menyelesaikan konflik yg terjadi, dan menindak setiap pelanggaran hukum sesuai ketentuan," kata Tauhid.

Tauhid pun mengajak agar masyarakat saling mendoakan supaya kondisi cepat kondusif dan kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

Baca:

Oknum Kepala Dinas di Halmahera Utara Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana Panwaslu

"Mari sama sama bergandengan tangan dalam semangat toleransi dan bingkai kebhinekaan," pungkasnya.

Diketahui, konflik Haruku menewaskan korban jiwa tiga orang, sementara empat orang lainnya mengalami luka-luka.

Warga kemudian melakukan pengungsian ke hutan untuk mengamankan diri setelah rumah mereka juga terbakar akibat bentrokan tersebut.

Sebelumnya bentrokan ini dilaporkan terjadi pada Selasa (25/1). Meski demikian, dilaporkan bahwa konflik dua kampung di Maluku Tengah itu kini sudah mulai kondusif.

Penulis: RHH
Editor: Redaksi

Baca Juga