Pembangunan

Tembok Penahan Tanah Ruas Payahe-Weda Ambruk

Tembok penahan tanah di Ruas Payahe-Weda tampak ambruk. Kondisi itu menyulut tanggapan alumnus Teknik Sipil Unkhair || Foto: Risno/Hpost

Tidore, Hpost- Tembok penahan tanah di ruas Payahe-Weda tepatnya di Kilometer Enam Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan, Maluku Utara, yang pengerjaannya baru saja diselesaikan akhir 2021, kini mulai ambruk.

Sesuai pantauan Halmaherapost.com, terdapat tiga titik tembok penahan tanah yang ambruk, lainnya terpantau mulai retak. Untuk yang ambruk masing-masing titik diperkirakan panjangnya sekitar 50 meter.

Aktivis Maluku Utara, Adhit Soabobo, menilai bahwa pekerjaan tembok penahan tanah ruas Payahe-Weda itu pengerjaannya asal-asalan.

"Secara teknis saya menilai tanah di belakang pasangan batu tidak ditimbun sehingga mengakibatkan adanya aliran air di belakang pasangan batu ketika hujan dan menimbulkan gerusan pada tanah dinding," ujar Adhit, kepada Halmaherapost, Minggu 06 Maret 2022.

Bagian tembok lain yang ambruk karena dinilai pengerjaannya asal jadi || Foto: Risno/Hpost

Adhit menduga material yang digunakan tidak sesuai standar SNI. Bahkan sepertinya mortar adukan semen yang menjadi perekat antara batu diduga tidak sesuai karakteristik campuran. Bagi dia, mortar semen seharusnya mengisi semua celah batuan dengan sempurna sehingga menjadi kesatuan.

Baca Lagi:


"Tapi dari hasil pengamatan kita bisa menilai bahwa sepertinya mortar semen terlalu sedikit dan tidak merata," paparnya.

Adhit bilang, pipa drainase yang digunakan juga diduga tanpa lapisan filter sehingga kemungkinan material tanah bisa hanyut terbawa air. Ini jelas berbahaya buat konstruksi tipikal talud penahan tanah.

"Saya juga berkesimpulan kerja ini asal-asalan dan mutunya dicurigai tidak sesuai spesifikasi," cetusnya.

Alumni Teknik Sipil Unkhair itu mengatakan, dengan banyaknya permasalahan yang ada, tentu berpangkal pada masalah teknis penanganan, mutu pekerjaan dan waktu pelaksanaan.

"Ini yang sering terlambat telah membuktikan kinerja Satker wilayah 2 dan juga konsultan manajemen tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya," tandasnya.

Sekadar diketahui, proyek pengerjaan tembok penahan tanah ini merupakan paket penanganan longsoran ruas Akelamo-Payahe-Weda Sagea dengan anggaran sebesar 10.695.750.000.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: RHH

Baca Juga