Demonstrasi
Polisi Sita Atribut Mahasiswa di Ternate saat Peringati Internasional Women’s Day

Ternate, Hpost – Sejumlah mahasiswa di Kota Ternate, Maluku Utara, tergabung dalam Komite Perjuangan Internasional Womens Day (IWD) menggelar aksi peringatan Hari perempuan Internasional, Selasa 08 Maret 2022.
Aksi ini berlangsung di sejumlah pusat keramaian Kota Ternate, seperti Dodoku Ali, Pasar Barito, hingga di Taman Nukila. Massa aksi mendesak pemerintah untuk menuntaskan masalah kekerasan seksual yang kerap terjadi.
Salah satu orator, Ayu, menyampaikan hari perempuan internasional diperingati setiap tanggal 08 Maret. Ia menuturkan, ada sejarah panjang perjuangan perempuan, hingga pada tahun 1975, PBB memberi penetapan untuk memperingati Internasional Womens Day.
"Perempuan memiliki sejarah yang panjang dalam perjuangan untuk menetapkan hari perempuan internasional, hari ini adalah hari perjuangan perempuan sedunia itu," ujar Ayu.
Baca Lagi:
-
Timbun Bahan Pokok Jelang Ramadan, Izin Dagang di Ternate Bisa Disita!
-
Masih di Bawah Umur, Sejumlah Remaja yang Kumpul Kebo Bakal Dibimbing DP3A
-
AGK Curhat ke Menteri KP: Laut Maluku Utara Mulai Tercemar
Ia bilang, kekerasan terhadap perempuan saat ini menjadi isu yang diperjuangan secara nasional, di saat yang sama, tak sedikit perempuan yang menjadi korban atas kasus kekerasan seksual tersebut.
"Eksploitasi terhadap perempuan terjadi di berbagai sektor. Perjuangan perempuan adalah bagian dari untuk memberikan hak bagi perempuan secara aman", tuturnya.
Koordinator aksi, Agus Bagau, mengungkapkan bahwa tujuan pelaksanaan aksi Internasional Womens Day (IWD) merupakan sebuah refleksi perjuangan perempuan.
"Tujuan aksi kami pada hari ini adalah untuk menggelorakan perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak sebagaimana mestinya, perempuan dalam ranah sosial sering didomestifikasi", kata Agus, Selasa 08 Maret 2022.
Ia mengutuk tindakan represif aparat yang menyita atribut massa aksi dalam kesempatan itu. Menurutnya tindakan represif merupakan salah satu tindakan anti demokrasi yang dilakukan aparat.
"Aksi yang kami gelar hari ini adalah aksi damai, tapi sayangnya kami diintimidasi aparat kepolisian dengan menyita beberapa atribut aksi kami, bahkan kawan-kawan Papua ditekan oleh aparat," ujar Agus.
Ia menambahkan, disitanya atribut massa aksi itu lantaran ada poster yang menyerukan agar Pemerintah Indonesia menarik militer di Papua.
Agus juga menyebutkan, massa aksi yang terlibat dalam Komite Internasional Women's Day, yaitu Pembebasan, PMII Babullah, FKNSDA, CMK, IPMD dan IMP.
Hingga berita ini ditayangkan, aksi tersebut masih dilangsungkan.
Komentar