Politik
Ketika Fahris Abdullah Bersikap untuk Halmahera Tengah 2024
Oleh: Iswan Dahlan, Loyalis Sahabat FA
Dalam suasana politik Orang Halmahera Tengah, Maluku Utara, tak mengherankan jika mengemukakan bahwa seorang figur politik adalah 'tanduk' dari sebuah demokrasi. Seorang politisi atau politikus akan berarti menjadi penting ketika menyelaraskan dirinya dengan masyarakat, ikut membaur, serta meleburkan diri sejatinya masyarakat itu sendiri. Dalam arti tertentu, kita dapat mengklaim bahwa politisi dan masyarakat memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan. Keduanya menjelma bagai api dan panasnya--yang sama-sama membakar semangat berdemokrasi.
Setiap kali menjelang pesta demokrasi, masyarakat tentu memiliki sikap atas pilihan politiknya. Itulah mengapa, kedua hubungan ini terus tumbuh dalam lanskap politik Orang Halmahera Tengah (Halteng). Selaras dengan itu, bukan perkara baru jika di berbagai daerah, terutama di Halmahera Tengah, muncullah berbagai figur politik dari beragam latar belakang yang ingin menata karier sebagai pemangku demokrasi sejati. Mereka adalah politisi muda, memiliki energi, dan membangun mimpi untuk kemajuan daerah tercinta.
Fahris Abdullah atau yang akrab disapa FA, merupakan satu di antara banyaknya politisi muda Halmahera Tengah tersebut. FA menapaki berbagai panggung politik. Di mata rakyat Halmahera Tengah, nama FA tentu tak asing lagi. Ia seorang politikus dengan segudang pengalaman. Ketika menguatnya perbincangan Pilkada 2024, nama FA kini tumbuh subur dalam wacana publik menuju pucuk pimpinan Halmahera Tengah.
Baca Juga:
Bupati Frans Kembali Melantik 17 Pejabat Eselon II dan III
Resmi Dilantik, Perempuan Pertama Pimpin PC PMII Tidor Kepulauan
Politisi muda ini memiliki kemampuan dan pengaruh yang sangat fantastis, memiliki banyak pengalaman pada dunia organisasi kepemudaan, mahasiswa, partai politik, bahkan berpemerintahan. FA yang adalah Kader DPP Partai Golkar tentu saja memiliki komitmen dan konsistensi yang tak diragukan lagi. Pada setiap kontestasi dan perhelatan politik Daerah Halteng, itu dapat dibuktikan saat momentum pemelihan legislatif, di mana rating FA selalu unggul dibandingkan dengan kaders Partai Golkar lainnya.
Jika merekam kembali nuansa politik Halmahera Tengah sepuluh tahun silam, saat di mana kekuasaan partai PDI Perjuangan yang mengguncang, bahkan 'menggurita' sehingga hampir semua Partai Politik kehilangan kursi di Parlemen Halteng, Fahris Abdulllah tak pernah gentar menghadapi 'cuaca ekstrem' politik PDI-perjuangan tersebut. Nama FA tetap tampil sebagai pemenang dari setiap Pertarungan DPRD di Halmahera Tengah.
Semuanya adalah pengalaman perjuangan politik yang paling mempengaruhi eksitensi hidupnya. Esensi hidup baginya adalah kompetisi tanpa henti. Kompetisi adalah kalam pengabdian sehingga sampai pada sebuah konglusi bahwa hidup adalah budi pengabdian. FA bukan sekadar politisi, tapi sekali lagi, ia adalah sang petualang yang akan mencurahkan spirit perjuangan politik bagi generasi akan datang. Ilustrasi ini menggambarkan cita-citanya dalam mengelola esensi suatu perjuangan. Idenya yang cemerlang, muda, gagah berani, dan memiliki kepribadian yang santun menjadikannya juga digemari kaum milenial, yakni mereka yang merupakan anak muda sebagai patron politik untuk memenangkan pertarungan pilkada di tahun 2024.
Komentar