Transportasi

Cerita Motoris Kapal Kayu di Ternate Terdampak BBM, Menjerit karena Tarif Tetap Sama

Aktivitas kapal kayu di Pelabuhan Bastiong, Kota Ternate || Foto: Fadli/Hpost

Ternate, Hpost – Motoris angkutan tradisional motor kayu rute Ternate-Tidore di Pelabuhan Bastiong, Kota Ternate, Maluku Utara, menjerit akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Amar, motoris berusia 50 tahun tampak menyesalkan naiknya harga BBM yang tidak diikuti dengan kenaikan tarif kapal angkutan mereka.

Amar mengaku bahwa kini tarif tiket mengalami naik turun, dari Rp5.000 hingga Rp10.000. Ia bilang, tarif tersebut masih stabil atau belum alami penyesuaian.

"Walaupun BBM naik, tarif belum ada perubahan. Tapi yang kenaikan BBM yang pertama itu dia dampak sekali. Tarif per orang Rp5 ribu jadi Rp10 ribu, turun lima ribu, sekarang jadi Rp10 ribu lagi.

Dia menuturkan, operasi angkutan setiap kapal kayu setidaknya membutuhkan BBM jenis minyak tanah 25 liter setiap hari, dengan harga 150 ribu dengan campuran oli seharga Rp45 ribu.

"Tapi kadang minyak tanah ini naik harga jadi Rp8.000 per liter. Ini membuat kami (buruh motoris) sering terkendala, apalgi kini tarif harga tiket tetap sama," ujarnya.

Baca Juga:


Tarif Speedboat Ternate-Tidore Segera Naik, Ini Kisarannya


Tarif Angkot untuk Mahasiswa di Ternate Bakal Naik 30 Persen


Harga BBM Naik, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi?


‌Amar mengaku dampak naiknya harga BBM mulai menjaring mereka. Ia bahkan pasrah, mengatakan bahwa biarkanlah BBM terus naik hingga para buruh motoris tidak lagi melakukan operasi.

"Tong orang pelabuhan di sini hanya diam saja, mau demo tapi akan sama saja. Ini baru pertama BBM naik so mulai susah sedikit, tapi tunggu berapa minggu ke depan tong akan lebih susah lagi. Kase tinggal BBM naik supaya tong buruh motoris di seluruh Maluku Utara tara usah kaluar angkut pe ngoni pejabat-pejabat," tandasnya.

Baca Juga