Lingkungan

Tambang Datang, Burung Endemik di Halmahera Tengah Menghilang

Aktivitas PT IWIP menggunduli Hutan Halmahera Tengah || Foto: Rian Hidayat Husni

Sejak kehadiran tambang, Lelilef Sawai dan desa lain di Weda Tengah menghadapi mobilitas penduduk yang meningkat signifikan. Bagi orang Halmahera Tengah, kawasan Lelilef pada dua dekade terakhir bagaikan sebuah ‘Kota’ yang pembangunannya meroket.

Di tahun 2022, penduduk Lelilef Sawai mencapai 50.164 jiwa. Angka ini sekaligus menempatkannya sebagai desa dengan penduduk tertinggi di Halmahera Tengah menurut data Badan Pusat Statistik. Industri tambang adalah alasan mengapa orang berduyun-duyun datang ke Lelilef dan menjadi buruh.

“Sekarang burung-burung besar itu sudah tidak lagi mendekat ke kampung. Mungkin karena penduduk sudah bertambah, area itu dulu hutan. Sayang, torang (kami) tidak mendengar lagi suara burung-burung itu. Ini juga karena ada perusahaan tambang di sini,” kata Feery.

“Tambang datang, suara burung hilang,” kata Feery lagi, sambil membuka senyum sinis di wajahnya.

Ancaman tambang terhadap habitat satwa burung tak bisa disangkal. Lebih dari 60 izin tambang menguasai daratan Halmahera Tengah dengan luas konsesi mencapai 14.964.79 hektare, jika mengacu laporan Korsup Minerba KPK tahun 2017.

Dibanding luas daratan Halmahera Tengah yang hanya 227. 683 hektare, maka 62 persen wilayah tersebut merupakan lokasi yang masuk daftar eksploitasi tambang. Seiring itu, ancaman pun mengintai habitat satwa burung.

Mirisnya, di tengah ancaman itu, pemerintah belum menghadirkan kawasan konservasi bagi satwa endemik.

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Tengah, Syamsul Bahri Ismail mengaku bahwa tak ada kawasan konservasi khusus burung endemik di Halmahera Tengah. Ketika ditemui, ia malah bilang rencana itu akan dilakukan pada tahun 2023, yang ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Maluku Utara.

Syamsul tak dapat menampik jika habitat burung endemik di Halteng kini menghadapi ancaman kerukan industri tambang.

“Memang ancaman satwa endemik ini terjadi di daerah tambang seperti Weda Tengah dan Pulau Gebe. Itu karena perusahaan menambah kawasannya dan memperkecil ruang hidup satwa. Nanti di 2023 ada rencana penataan kawasan konservasi flora dan fauna. Kebetulan di Halteng ini kan ada juga burung emas (junai emas),” ujarnya, Rabu, 27 Desember 2022.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7
Penulis: Rian Hidayat Husni
Editor: Redaksi

Baca Juga