Krisis Air Bersih

Kisah Kelam Setengah Abad: Perjuangan Warga Desa Jere Mendapatkan Air Bersih

Warga desa Jere, saat mengambil air minum di sumber air || Foto: Hasrillah/Halmaherapost

Sore yang mendung, anak-anak berjalan membawa timba dan ember menuju tempat pemandian yang berjarak lebih dari satu kilometer. Sebagian dari mereka membawa jerigen untuk mengambil air yang nantinya dibawa pulang.

Upaya mereka untuk mandi dan mengambil air bersih, tak semudah di kota. Mereka harus menapaki jalan aspal sekitar 500 meter, lalu melanjutkan dengan melewati setapak yang separuhnya telah tertutup oleh longsoran tanah dan semak belukar yang lebat. Jalan ini hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor.

Terdapat dua lokasi sumber air yang masing-masing berjarak sekitar 100 meter. Paling utara, bernama 'aer tidiud', memiliki satu sumur mandi dan satu sumur bor yang dibangun menggunakan dana desa.
Sedangkan di bagian selatan, bernama 'sumur tengah', digunakan untuk pemandian, dan satu mata air disebut ‘air batu’ sebagai sumber air minum.

Baca juga:


Aplikasi Pengaduan Sampah di Ternate Diluncurkan, Petugas Kebersihan Belum Gajian


Hasil Mengecewakan, Malut United Evaluasi Tim dan Buru Pemain Baru


Buka Sango Cup 2023, Wali Kota: Jadi Pemicu Distribusi Pemain Lokal Ternate


Istilah 'air batu' digunakan karena kedudukan mata air berada di antara sela-sela batu besar di atas hamparan pasir pantai berwarna hitam. Diameter lingkaran air hanya sekitar satu meter, dengan kedalaman tujuh sentimeter saja.

'Air batu' adalah satu-satunya sumber air bersih di Desa Jere, yang dihuni oleh 143 kepala keluarga.
Sumur bor yang dibangun dengan dana desa kini sudah terbengkalai. Warga hanya bisa menikmati kemudahan mengakses air bersih selama satu bulan karena sumurnya sudah rusak.

Selanjutnya 1 2 3 4
Penulis: H-01
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga