Krisis Air Bersih
Kisah Kelam Setengah Abad: Perjuangan Warga Desa Jere Mendapatkan Air Bersih

Krisis Air Bersih dan Rutinitas Warga
“Selama kami hidup, kondisi air seperti ini tetap sama. Dari generasi kami yang lebih tua hingga sekarang, tidak ada perubahan. Kami terus mengangkut air, dari saat saya masih anak-anak hingga sekarang saya sudah memiliki anak. Ini sudah berlangsung sekitar 30-40 tahun, setiap hari kami mengangkut air dari sini ke kampung,” kata Yotam (44), salah satu warga saat kami menemui dia di Desa Jere, Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, pada Jumat, 20 Oktober 2023.
“Jika sistem air bersih berfungsi dengan baik, maka mungkin sekarang kami akan merasa lebih merdeka dalam hal air. Namun, kenyataannya kami masih belum merdeka, dan kondisi seperti ini tidak bisa disebut sebagai kebebasan,” tambah Yotam sambil tersenyum menghadapi situasi yang sulit.
Siklus Hidup Masyarakat Jere tidak terlepas dari aktivitas yang tidak biasa, yaitu mengambil air. Mereka telah merasakan kesulitan mengakses air bersih selama puluhan tahun secara turun-temurun.
“Di sini, memang sumber air sulit ditemukan. Di belakang kampung, semua kali sudah kering, tidak ada lagi air yang mengalir,” kata Rey, seorang warga.
Marten Sungi, seorang warga berusia 64 tahun, menceritakan pengalamannya mengangkut air sejak tahun 1970-an, ketika mereka masih menggunakan bambu sepanjang tiga ruas yang mereka sebut 'loanga' dalam bahasa Wayoli. Hingga tahun 1980-an, baru ada jerigen berukuran lima liter, dan hanya dimiliki oleh segelintir orang.
“Jadi, saya telah mengangkut air setiap hari selama lebih dari setengah abad,” ungkap Marten.
Komentar