Krisis Air Bersih

Kisah Kelam Setengah Abad: Perjuangan Warga Desa Jere Mendapatkan Air Bersih

Warga desa Jere, saat mengambil air minum di sumber air || Foto: Hasrillah/Halmaherapost

Dampak Buruk Akibat Krisis Air

Desa Jere, dalam peta hidrogeologi Kabupaten Halmahera Barat, berada dalam akuifer rendah, dengan debit sumur umumnya kurang dari 5 liter per detik.

Kondisi hidrologi seperti ini menyebabkan masalah kekeringan saat musim kemarau yang panjang. Saat musim kemarau, masyarakat terpaksa bergantung pada air yang mereka harus beli atau ambil dari desa-desa lain.

Masyarakat Jere mengambil air dari sumber yang berada di desa-desa tetangga hanya saat terjadi kekeringan atau untuk acara seperti pernikahan atau pemakaman. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan air.

Warga membonceng air menggunakan sepeda motor, Sabtu 21 Oktober 2023 || Foto: Hasrillah/HalmaheraPost

Menurut Melli Sonoto (34), saat ada pernikahan atau pemakaman, kebutuhan akan air meningkat, sehingga mereka mengambil air dari kali Sasur yang terletak antara Desa Sarau dan Togola, berjarak sekitar sebelas kilometer dari Desa Jere.

Rey (30) menjelaskan bahwa pada tahun 2020, dampak dari musim kemarau yang panjang menyebabkan kekeringan di mata air Desa Jere, sehingga mereka harus mengambil air dari desa-desa tetangga dan dari kali Sasur.

Keadaan ini bahkan menyebabkan kecelakaan fatal saat orang pergi mandi di kali Sasur, karena pertikaian. Mereka menggunakan istilah “Gara-gara air sampai ada yang menjadi korban,” ujar Rey.

Selanjutnya 1 2 3 4
Penulis: H-01
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga