Nikel

Teknologi HPAL Bawa Harita Nickel Menuju Produsen Baterai Kendaraaan Listrik Dunia

Kawasan Pabrik HPAL, Harita Nickel, Pulau Obi, Halmahera Selatan Maluku Utara || Foto: Media Officer Harita

Tren Mobil Listrik dan Permintaan Nikel Sulfat

Seiring dengan meningkatnya tren mobil listrik yang ramah lingkungan, permintaan nikel sulfat sebagai bahan baku baterai juga meningkat. Dengan teknologi HPAL, Indonesia kini mampu meningkatkan nilai tambah bijih nikel limonit yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan.

Teknologi ini menjadikan Indonesia sebagai pemain penting dalam industri baterai kendaraan listrik dunia, berkat inovasi dan keberhasilan Harita Nickel.

Baterai berbasis nikel punya keunggulan mampu menyimpan energi listrik yang lebih besar dan tahan lama. Selain itu, baterai berbasis nikel memiliki ketahanan tinggi terhadap perbedaan iklim.

Hal ini membuat mobil yang menggunakan baterai berbasis nikel cocok bagi pengguna yang sering bepergian jarak jauh maupun berada di daerah dengan suhu ekstrem. Keunggulan ini bikin material nikel sulfat terus jadi incaran sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Produksi bahan MHP yang sudah diolah menjadi Kobalt Sulfat || Foto: Media Officer Harita
Produksi bahan MHP yang sudah diolah menjadi Kobalt Sulfat || Foto: Media Officer Harita

Pada 2019, para peneliti nikel dari Wood Mazkenzie, perusahaan penyedia data dan analisis global untuk transisi energi, menyebut konsumsi nikel sebagai nikel sulfat meningkat sebesar 28 persen atau 162 kiloton. Konsumsi terbesar berasal dari Tiongkok. Pada 2025 mendatang, konsumsi nikel global untuk bahan baku baterai kendaraan listrik diperkirakan naik jadi 265 kiloton.

Permintaan yang besar untuk industri ini membuat produksi nikel sulfat semakin banyak dilakukan secara global, termasuk Indonesia yang dikenal punya cadangan nikel terbesar di dunia.

Wood Mazkenzie mengungkapkan, produksi nikel kini masih didominasi negara-negara Asia, seperti China, Jepang, Korsel, dan Taiwan. Sementara Indonesia yang ikut memasok produk nikel, jumlah produksinya terus meroket setiap tahun.

Keberhasilan Harita Nickel memproduksi bahan baku baterai mobil listrik dengan teknologi HPAL membuat Indonesia sudah setengah jalan memproduksi baterai mobil listrik secara mandiri. Bahkan bukan tidak mungkin Indonesia bisa memproduksi mobil listrik sendiri.



Artikel ini diterbitkan melalui kerja sama yang telah disepakati bersama dengan mitra Halmahaherapost.com.
Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Advetorial
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga