Pendidikan

Antropologi Unkhair Gelar Kampanye Krisis Iklim di Desa Gala, Halmahera Selatan: Dampaknya Mengejutkan!

Suasana kampanye krisis iklim di Desa Gala, Halmahera Selatan oleh program studi Antropologi Unkhair Ternate. Foto: Fadli

Program Studi Antropologi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate meluncurkan kampanye krisis iklim di Desa Gala, Kabupaten Halmahera Selatan.

Inisiatif ini, yang melibatkan dosen dan mahasiswa, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim dan cara-cara beradaptasi secara efektif.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, diorganisir oleh Dr. Arlinah, M.Si., Koordinator Program Studi Antropologi Sosial, bersama Ratna, S.Pd., M.Pd., dan dibantu oleh dua mahasiswa Program Studi Antropologi Sosial, Irawati Losen (angkatan 2021) dan Siti Fadila (angkatan 2022).

Arlinah menjelaskan kepada Halmaherapos.com bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap tantangan ekologis yang dihadapi masyarakat pesisir terkait perubahan iklim.

"Desa Pulau Gala adalah desa yang dihuni oleh komunitas Bajo yang hidup di pesisir. Komunitas ini saat ini menghadapi perubahan lingkungan signifikan akibat aktivitas manusia dan faktor alam. Perubahan iklim, kerusakan ekosistem laut, dan perubahan pola hidup masyarakat lokal berdampak serius pada keberlanjutan komunitas ini di laut," ujarnya pada Senin, 16 September 2024.

Baca juga:

Peta Suara Suku pada Pilgub Maluku Utara di Kota Ternate

Dua Unit Mobil Dinas Ternate Terbakar, Diduga Akibat Anak-Anak Bermain Api

Harita Nickel Buktikan Kualitasnya: Menang Dua Penghargaan di Bea Cukai Ternate Award 2024

Arlinah menambahkan bahwa pemahaman masyarakat tentang perubahan lingkungan dan dampaknya sangat penting untuk mendorong tindakan preventif dan adaptasi.

"Beberapa permasalahan terkait perubahan iklim meliputi pemahaman masyarakat pesisir yang terbatas tentang perubahan lingkungan global dan dampaknya terhadap kehidupan, aktivitas perikanan yang tidak berkelanjutan, serta pembuangan limbah yang merusak ekosistem laut lokal. Selain itu, kurangnya akses informasi tentang solusi dan tindakan yang dapat diambil oleh masyarakat juga menjadi kendala," jelasnya.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Fadli Usman
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga