Pasar

Cerita Dua Pedagang yang Bertahan di Pasar Syariah Sasa, Ternate

Manawiah, sala satu pedagang yang bertahan di pasar Sasa. Foto: Fadli Usman/Halmaherapost.com

Kondisi Pasar Syariah Bahari Berkesan yang terletak di Kelurahan Sasa, Ternate Selatan, Ternate, semakin memprihatinkan. Selama beberapa tahun terakhir, pasar yang dulu ramai kini sepi pengunjung dan mengalami penyusutan jumlah pedagang.

Pantauan Halmaherapost.com pada Minggu, 24 November 2024, hanya tersisa dua pedagang yang tetap bertahan, menata dagangan mereka di depan gedung pasar yang tampak terbengkalai. Mereka menjual bahan dapur, pinang, pisang, dan beberapa kebutuhan pangan lainnya.

Manawiah, salah satu pedagang yang masih bertahan, menceritakan bahwa ia bersama Asmi, pedagang lainnya, telah bertahan di pasar tersebut meskipun sebagian besar pedagang lain sudah memilih berjualan di pinggir jalan. Manawiah mengungkapkan, jumlah pembeli di pasar ini kini sangat sedikit. Hanya sekitar tiga hingga empat orang yang membeli dagangannya setiap harinya.

“Saya sudah berjualan di pasar ini selama lima tahun. Dua tahun lalu, masih ada sekitar lima hingga enam pedagang yang berjualan di sini. Sekarang, semua sudah pindah ke pinggir jalan. Tinggal saya dan Asmi yang masih di sini,” ujar Manawiah dengan nada lesu.

Kondisi pasar yang semakin sepi, menurut Mahmud, warga setempat, juga dipengaruhi oleh kondisi gedung yang semakin rusak. Atap gedung pasar yang bocor parah menjadi salah satu faktor utama mengapa pedagang lebih memilih untuk berjualan di badan jalan.

“Selain pasar ini sepi, atap gedung pasar juga banyak yang bocor. Makanya, pedagang-pedagang lain pada pindah ke pinggir jalan,” kata Mahmud saat ditemui awak media.

Baca juga:

Harga Ikan di Pasar Ternate Periode November

Sultan Tidore: Jaga Perdamaian dan Pilih Pemimpin Terbaik di Pilkada 2024

Harga Bahan Dapur di Pasar Ternate Melonjak Menjelang Tahun Baru

Walaupun begitu, Manawiah mengungkapkan bahwa pasar tersebut masih sedikit ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Pada dua hari tersebut, ia bisa menjual dagangannya kepada sekitar empat hingga enam orang pembeli. Namun, di hari-hari biasa, ia seringkali tidak ada seorang pun yang datang ke lapaknya.

“Palingan di hari Sabtu dan Minggu, ada sekitar empat hingga enam orang yang datang membeli di sini. Biasanya mereka membeli pinang, pisang, dan sagu popeda. Sayur-sayur jarang ada di sini, karena kalau kami jual sayur, sayurnya cepat layu. Orang lebih memilih membeli sayur di pinggir jalan,” jelasnya.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Fadli Usman
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga