Infrastruktur
Akses Jalan di Bua-Bua Tidore Rusak Parah, Butuh Perbaikan Segera
Akses jalan aspal di Dusun Bua-Bua, Kelurahan Gubukusuma, Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, mengalami kerusakan parah yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Kondisi ini membuat warga kesulitan beraktivitas, terutama untuk menuju kebun dan kelurahan tetangga.
Pantauan Halmaherapost.com pada Rabu, 29 Oktober 2025, menunjukkan jalan yang menuju Kelurahan Sirongo Folaraha di kawasan pegunungan itu hancur dan berlubang. Kerusakan menutupi badan jalan sepanjang sekitar 100 meter, sehingga hampir tidak terlihat material aspalnya.
Salah satu warga setempat, Ismail (68), mengatakan bahwa terakhir kali aspal jalan dibuat sekitar 50 tahun lalu.
“Jalan ini dari saya masih remaja sampai sekarang belum pernah diperbaiki. Pokoknya sekitar 50 tahun yang lalu,” kata Ismail.
Ia menambahkan bahwa meskipun jumlah rumah warga semakin bertambah, perbaikan jalan tak kunjung dilakukan.
Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi warga untuk beraktivitas ke kebun maupun menuju kelurahan tetangga.
“Orang-orang dari kampung tetangga sudah jarang lewat jalan ini. Di sini juga ada sekolah, setiap para guru melewati jalan ini mereka sangat hati-hati,” ujar Ismail.
Warga lain, Ijah (45), menuturkan bahwa beberapa tahun lalu Muhammad Senen, yang saat itu menjabat Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, pernah berkunjung ke Kelurahan Gubukusuma dan melintasi jalan tersebut.
Menurut Ijah, warga sering melihat wartawan dan petugas datang untuk mengambil foto atau melakukan pengukuran jalan, namun hingga kini perbaikan belum dilakukan.
“Kami lihat sudah sekitar 20 kali wartawan dan petugas datang ambil foto di sini, tapi lihat sekarang! Jalan ini belum pernah diperbaiki sejak saya belum lahir,” ungkap Ijah dengan nada tinggi.
Warga Dusun Bua-Bua berharap pemerintah kota segera memperbaiki jalan tersebut, karena menjadi akses utama menuju kebun yang berada di Kelurahan Sirongo.
“Ini sudah puluhan tahun. Kami berharap jalan ini jangan sampai dilupakan dan dianggap remeh oleh pemerintah. Jalan ini kami lalui setiap hari ke kebun, tidak mungkin kami memutar lewat jalan raya yang sangat jauh,” pungkas Ijah.










Komentar