Kopra
Harga Kopra Morotai Turun Tajam, Ekonomi Keluarga Petani Terancam!
Harga kopra di Kabupaten Pulau Morotai mengalami penurunan signifikan, memicu kekhawatiran di kalangan petani yang mengandalkan komoditas ini sebagai sumber utama pendapatan keluarga.
Diketahui, dari harga tertinggi Rp17.000 per kilogram, kini kopra dijual di kisaran Rp15.000–Rp15.200 per kilogram.
Penurunan harga ini berdampak langsung pada harga kelapa buah. Asri, seorang pembeli kelapa di Desa Wayabula, menjelaskan bahwa sejak harga kopra turun, harga kelapa buah juga ikut menurun.
“Harga kelapa buah yang sebelumnya Rp2.500 sekarang turun menjadi Rp2.000. Harga kopra sementara lagi turun,” ujar Asri kepada Halmaherapost.com, Jumat, 28 November 2025.
Menurut Asri, harga kopra sangat bergantung pada kondisi pasar, sehingga para pengepul membeli dengan harga yang sering berubah-ubah.
“Untuk harga relasi dari pengepul Rp16.000, sedangkan harga eceran Rp15.000–Rp15.200,” tambahnya.
Sementara itu, Kok, pengepul kopra di Desa Raja, menyebutkan bahwa harga eceran saat ini berada di kisaran Rp15.000 per kilogram.
“Kopra saya diangkut dari beberapa desa di Selatan Barat, dan setiap minggu kami kirim ke Tobelo,” ungkap Kok.
Di tengah situasi ini, para petani berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas harga kopra. Oman, salah satu petani, menegaskan bahwa komoditas ini masih menjadi penopang utama ekonomi keluarga di Morotai.
“Kopra ini yang membantu ekonomi kami. Jadi, pemerintah diharapkan bisa menjaga harga tetap stabil,” katanya.
Oman juga menyinggung perhatian pemerintah provinsi terhadap komoditas tersebut.
“Apalagi sekarang di media, Gubernur Sherly selalu memberi perhatian soal pentingnya menjaga harga kopra Maluku Utara tetap stabil,” tutupnya.








Komentar