Opini

Mengenal Sosok Jubir Benny Laos

Faisal Opo Anwar ketika berada di Austria || Foto: Dokumentasi Pribadi

                                            Penulis: Hasan Bahta

_______________________________________________

Dinamika politik menjelang pemilihan Gubernur Maluku Utara mulai menggema, menghiasi jagat maya. Para bakal calon gubernur telah bergerilya, mengincar rekomendasi partai dan membentuk tim pemenangan. Salah satu yang menarik perhatian adalah Benny Laos, bakal calon gubernur yang telah mendaulat Faisal Anwar sebagai juru bicaranya. Banyak yang bertanya, siapa sebenarnya Faisal Anwar dan mengapa mantan Bupati Pulau Morotai itu memilihnya menjadi jubir?

Faisal Anwar, yang akrab disapa Opo, adalah seorang aktivis muda Maluku Utara yang kharismatik, berbakat, dan disiplin. Opo telah sering mengkritisi berbagai persoalan daerah melalui opini publik, baik di media cetak maupun online. Kemampuan menulisnya ia asah selama kuliah, hasil dari banyak membaca, kajian, dan mengikuti pelatihan menulis.

Opo cukup terkenal di kalangan aktivis Maluku Utara, berkat pergaulannya yang luas. Ia sering muncul di berbagai media, menanggapi persoalan daerah, bahkan beberapa kali tampil di siaran TV. Sebagai jubir Benny Laos, pria yang lahir di Dili, Timor Leste, pada 13 Januari 1994 ini, kerap tampil di media, mewakili Benny Laos dalam menyampaikan pikiran, langkah-langkah, kesiapan, dan optimisme dalam menghadapi pemilihan yang akan berlangsung pada 27 November mendatang. Alumni SMP 6 Tidore Kepulauan ini selalu mendampingi Benny Laos, sehingga banyak orang berkelakar: di mana ada Benny Laos, di situ pasti ada Opo, juga sebaliknya.

Keakraban antara Benny Laos dan Opo terbentuk pada suatu momen di tahun 2022. Saat itu, di penghujung kepemimpinan Benny Laos di Kabupaten Pulau Morotai, Opo yang menjabat sebagai wakil sekretaris tim Bola Persiter membawa tim sepak bola ke Morotai untuk bertanding. Usai pertandingan, Opo diajak berdiskusi oleh Benny Laos di ruang tamu VIP. Diskusi itu membahas banyak hal, dan Opo secara spontan mengajukan berbagai pertanyaan. Lewat kesempatan spesial itu, mereka bertukar nomor telepon, memulai komunikasi yang intensif.

Sejak itu, komunikasi antara keduanya terus terjalin hampir setiap minggu. Pada akhir masa kepemimpinan Benny Laos di Morotai, Opo diajak ke Morotai, namun ia tidak sempat hadir. Sebulan kemudian, Benny Laos menghubungi Opo, memintanya mengurus paspor untuk berangkat ke Singapura. Opo segera mengurus semuanya dan berangkat.

Benny Laos mengajak Opo jalan-jalan ke luar negeri untuk menggali dan mengembangkan potensinya. Singkat cerita, Opo diajak "pasiar" ke 14 negara. Sepulang dari tamasya luar negeri itu, Benny Laos mulai menugaskan Opo untuk beberapa urusan yang masih dijalaninya hingga kini. Opo menerima amanah tersebut dengan penuh kejujuran, keseriusan, dan komitmen tinggi.

Dari situ, Benny Laos mendapuk Opo menjadi jubir karena Opo dianggap mampu menerjemahkan pemikiran, perasaan, dan sikap politik Benny Laos. Opo bersedia menemani Benny Laos dalam atmosfer politik Maluku Utara, karena yakin bahwa melalui Benny Laos, masyarakat daerah ini akan menemui kesejahteraan di masa mendatang. Apa yang dilakukan Opo selaras dengan pernyataan Sutan Syahrir: "Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita."

Penulis:

Baca Juga