Kondisi papan jembatan terlihat lapuk dan patah

Situs Sejarah Dermaga Dodoku Ali Memprihatinkan

Kondisi jembatan Dodoku Ali Kesultanan Ternate yang masuk sebagai situs sejarah, Senin 17 Februari 2020 II Foto: Bur/Hpost

Ternate, Hpost - Kondisi dermaga Dodoku Ali di Kelurahan Salero, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, memprihatinkan.

Sementara, sejak 2005 hingga saat ini, belum ada perhatian dari Pemerintah Kota Ternate maupun Pemerintah Provinsi. Padahal, dermaga tersebut merupakan situs sejarah.

Pantauan Halmaherapost.com pada Sabtu, 15 Februari 2020, beberapa bagian tiang penyangga dermaga bersejarah Kesultanan Ternate yang terletak di arah timur lapangan Ngaralamo itu, sudah lapuk dan patah.

Bahkan untuk berjalan kaki melintasi jembatan menuju ujung dermaga, pengunjung harus berhati-hati. Karena beberapa papan penyangga sudah berlubang akibat termakan usia. Salah-salah, kaki terperosok masuk.

Salah satu warga Salero, Hi. Joni, kepada Hpost di kawasan Dodoku Ali, mengatakan, dermaga tersebut sebagai aset sejarah Kesultanan Ternate. Tetapi sampai sejauh ini, Pemerintah Kota Ternate belum memperbaikinya.

Apalagi saat ini, kata dia, ada aktivitas reklamasi. Ditakutkan akan menghilangkan peninggalan sejarah kesultanan itu. "Selama ini, Pemkot Ternate belum memperhatikan atau memperbaiki aset Kesultanan Ternate itu," ungkapnya.

Menurut Joni, pemkot dan memprov tidak boleh mengabaikannya. Sebab ditakutkan warisan sejarah itu akan hilang. Aset tersebut harus dijaga, sehingga generasi berikutnya masih bisa mengenal dan mengetahui sejarah negeri ini.

"Jadi kami warga di sini (Salero) sangat berharap kepada pemerintah agar segera memperbaikinya, supaya sejarah kita tidak hilang dari generasi yang akan datang," tuturnya.

Senada, Ati, salah satu warga setempat mengaku, kerusakan dermaga Dodoku Ali sudah cukup lama. Tetapi belum ada perhatian serius dari Pemerintah Kota Ternate. "Jembatan itu rusak sudah lama sekali, tetapi dorang (mereka) belum perbaiki," ungkapnya.

Jamal, warga Salero lainnya, menuturkan awalnya warga mengenalnya dengan sebutan jembatan batu. Karena saat itu konstruksi jembatan menggunakan batu. Seiring waktu, batu diganti dengan papan. Akibatnya, jembatan mudah rusak.

Dari kerusakan itu, ia berharap Pemerintah Kota Ternate dan Provinsi harus segera memperbaiki, agar masyarakat Maluku Utara, terutama generasi mudah, tidak lupa dengan sejarah. (Bur)

Penulis:

Baca Juga