Covid-19 Malut
Pemda Harus Jamin Kebutuhan Ekonomi Keluarga Pasien

Ternate, Hpost – Terkuak alasan kaburnya sepuluh pasien Covid-19 dari Hotel Sahid Bella Ternate, Kamis 14 Mei 2020, karena khawatir dengan ekonomi dalam rumah tangga mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah didesak untuk menjamin kebutuhan keluarga selama pasien menjalani masa karantina
Hal ini disampaikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rorano Maluku Utara menilai Pemerintah Provinsi Malut dan Pemerintah Kabupten/Kota tidak melihat ekonomi keluarga pasien.
Sebelunmnya, dalam video yang viral Kamis 15 Mei 2020 kemarin. Mereka kabur sembari berteriak. "Listrik dan AC di kos-kosan sudah diputuskan karena tidak bisa lagi bayar," kata salah satu pasien dalam bahasa daerah yang terekam dalam video itu.
Ketua LSM Rorano Malut, M. Asghar Saleh yang menghubungi keluarga pasien membenarkan alasan pasien tersebut.
Asghar bilang, keluarga pasien mengaku sudah merasa terbiasa dengan suami mereka keluar mencari uang untuk menafkahi keluarganya.
"Kalau tulang punggung kelurga mendapat musibah non alam ini, harus pemerintah menggantikan agar mereka bisa makan dan minum serta membayar listrik dan air," ungkapnya.
Asghar mendesak, pemerintah Kabupaten/Kota segera bertanggungjawab atas makan minum keluarga pasien. Pemerintah provinsi Malut, kata Ashgar, sudah menanggung biaya kesehatan, seperti rumah sakit rujukan dan Hotel.
"Seharusnya Pemerintah Daerah, kabupaten/kota yang menjamin hidup keluarga pasien, sambil menunggu kepala keluarga sembuh," ucapnya.
Menurut Asghar, Pemerintah Kabupaten/Kota, khususnya Kota Ternate, diketahuinya belum membantu keluarga yang mengalami musibah. Padahal, awalnya sudah dibicarakan bahwa harus ada dukungan psikologi dan dukungan sosial.
"Dan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ternate sangat paham, seharusnya, diberikan bantuan Rp 2 Juta kepada keluarga mereka selama 1 bulan, agar mereka merasa tertolong," ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Asghar, pasien yang saat ini dikarantina merasa tidak terbebani dengan ekonomi keluarga sehingga nyaman menjalani karantina.
"Target kita untuk memutuskan mata rantai Covid-19, maka kita karantina, tapi jangan sampai keluarga mereka terlantar," cetusnya.
Asghar menyampaikan, pasien yang sudah di karantina pastinya data identitas pasien sudah ada di Gugus Tugas, tinggal saja Pemerintah salurkan bantuan kepada keluarga pasien.
"Jika sudah diberikan bantuan kepada keluarga korban, tinggal saja komunikasi dengan istri pasien untuk hubungi lakinya, agar suami mereka juga yakin bahwa keluarganya dapat bantu dari pemerintah," tuturnya
Sementara itu, Kepala Biro Protokol, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Setda Maluku Utara Mulyadi Tutupoho melalui pesan singkat WhatsApp mengatakan, para pasien yang kabur ini karena tidak betah berada di dalam kamar.
Mulyadin menuturkan, pasien tersebut akhirnya sudah kembali ke lokasi karantina dengan tertib, diarahkan oleh petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Komentar