Covid-19

Kelurahan Minim Dukungan, Penanganan Covid-19 di Ternate Bikin Kepercayaan Hilang

Anggota Komisi III. DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif saat diwawancarai wartawan, usai Jumat 10 Juli 2020, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Eksekutif Room DPRD Ternate || Foto: Qra/Hpost

Ternate, Hpost - Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif menyebutkan masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara sudah tidak percaya lagi dengan pandemi virus Corona (Covid-19).

Hal itu ditemukan berdasarkan evaluasi dari Komisi III DPRD Kota Ternate terdapat ketidakpercayaan masyarakat terhadap virus corona. Aspek komunikasi menjadi penyebab rasa ketidakpercayaan itu, selain pelayanan kesehatan dan kasus pasien covid-19 begitu tinggi, tetapi rasio penyiapan tenaga medis tidak berimbang.

"Dokter paru hanya dua, tenaga medis banyak terpapar, jadi rasio antara peningkatan kasus dan jumlah penduduk maupun kesiapan tenaga medis sangat tidak berimbang," kata Nurlaela, Jumat 10 Juli 2020 usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Tim Gustu Covid-19 kota Ternate di Eksekutif Room DPRD kota Ternate.

Selain itu, Nella sapaan akrabnya juga menyayangkan hasil rekomendasi dari tim epidemiologi dan hasil tracking yang mengisyaratkan kerja tingkat kelurahan RT/RW menjadi kata kunci, namun dukungan anggaran kelurahan RT/RW sangat minim.

Dia juga mengatakan bahwa untuk anggaran penanganan Covid-19 di kelurahan semestinya per 14 hari dicairkan namun kenyataan di lapangan baru terbayar ketika genap satu bulan. Tak hanya itu, dia juga menyebutkan untuk honorarium tim tanggap covid-19 di kelurahan Rp 12 juta per bulan. Namun hingga saat ini baru di April menerima honor.

"Untuk dana kelurahan tanggap covid-19 di kelurahan saja, honorariumnya baru terbayar di bulan April," ujarnya.

Menurutnya, selama ini pemerintah mewacanakan kelurahan tanggap Covid-19 hanya program wacana yang tidak terimplementasi secara maksimal di lapangan. Di samping itu juga terkonfirmasi sebenarnya dengan rekomendasi tracking dan penanganan kasus  pihak kelurahan dan RT/RW ini yang justru menjadi juru kunci penanganan.

"Saat ini sudah dari 78 kelurahan sudah 51 yang tercover zona merah," keluhnya.

Disebutkan, saat ini anggaran yang sudah terpakai dalam penanganan Covid-19 di kota Ternate sebesar Rp23 miliar dari anggaran yang disiapkan sebesar Rp39 miliar.

Kaitan dengan keamanan masyarakat, Nella menambahkan pemerintah harus memperhatikan masyarakat dari aspek legalitas hukum, pasalnya saat ini masyarakat tidak diproteksi dengan baik.

"Kota Ternate ini hanya ada perwali masker, tapi tidak ada perwali yang paling tidak mengisyaratkan untuk membuat masyarakat lebih disiplin, jadi banyak kejanggalan-kejanggalan dari kerja tim covid-19 ini, yang akhirnya masyarakat jadi apatis," tandasnya.

Penulis:

Baca Juga