Perkara
Ketua PKK Morotai Pastikan Penuhi Kebutuhan Korban Pemerkosaan
Morotai, Hpost - Ketua PKK Kabupaten Pulau Morotai, Sherly Tjonda memastikan menanggulangi kebutuhan korban pemerkosaan asal Desa Libano, Morotai Selatan yang saat ini sedang hamil 7 bulan.
Sebelumnya, korban berinisial M yang masih remaja diduga diperkosa oleh sang pelaku dengan inisial T (66 tahun). M juga diduga disebuhi berulang kali hingga hamil.
Baca Juga:
Pelajar di Morotai Disetubuhi Pacar, Diumbar Aibnya
Pengumuman Hasil Tenaga Guru di Kepulauan Sula Dijadwalkan Besok
"Yang terpenting sekarang kita dampingi proses kelahirannya. Untuk selanjutnya nanti kita pikirkan dan diskusikan," ucap Sherly saat mengunjungi korban di Guest House, Morotai, Minggu 29 Agustus 2021.
Ia bilang, dirinya sudah meminta agar Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak mendata seluruh kebutuhan korban.
"Yang jelas kita PKK punya post anggaran untuk menangani kebutuhan korban. Kita harus pastikan seluruh kebutuhannya hingga melahirkan," kata Sherly.
Setelah proses kelahiran selesai, kata Sherly, korban juga membutuhkan pedampingan psikologis secara berkala agar mental korban lebih siap saat kembali ke desa. Hal ini mengingat korban yang masih di bawah umur dan tinggal bersama bapaknya yang disabilitas.
"Kita juga harus pikirkan bagimana setelah melahirkan. Kalau kamu (korban), tinggal saja di sini. Nanti saya bicarakan dengan bapak (bupati) untuk menyiapkan rumah atau mencari alternatif untuk tinggal karena rumah yang kalian tempati di desa tidak layak huni," katanya.
Baca: Ribuan Pelajar di Maluku Utara Ditargetkan Ikut Vaksinasi
"Nanti saya minta agar mereka (pihak korban) juga dapat Kartu Sehat Morotai," sambung Sherly kepada korban, yang didampingi Ketua POKJA-1, Kabit PPA Dinsos, Ketua P2TP2A, LBH Perempuan dan Anak, Pusat Studi Gender, sama Fataya.
Korban yang diajak bicara hanya terdiam. Sherly juga hendak menyemangati korban, "Sekarang ade tidak perlu takut. Kita semua ada di sini untuk membantu ade," ucap Sherly.
Ia pun berharap korban juga nantinya bisa melanjutkan pendidikannya. Tidak hanya itu, korban harus didampingi agar lebih mandiri guna bisa menghidupi anak dan orang tuanya.
"Jadi kita di sini semua dengan tujuan yang sama membantu. Tapi dia (korban) berhak menentukan masa depannya. Saya berharap dia sekolah lagi atau ikut paket C. Lalu diberi pelatihan kerja sesuai dengan bakatnya agar kelak bisa mandiri untuk keluarga kecil," pungkas Sherly.
Komentar