1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Jalur Rempah

Kemah Lokakarya Literasi, Menghidupkan Narasi Rempah di Ternate

Oleh ,

Ternate, Hpost – Kemah Lokakarya Literasi Rempah yang merupakan bagian dari prevent Bumi Rempah tahun 2021, sukses digelar.

Kemah Literasi yang dilaksanakan di Wisata Pulo Tareba Sabtu 18 September 2021, diikuti sekitar 30 orang muda di Kota Ternate, Maluku Utara. Para peserta terlihat sangat antusiasme.

Lokasi pelatihan yang digelar tepat di sisi Danau Tolire Besar itu menghadirkan dua narasumber, yakni Faris Bobero dan Rajif Duchlun. Keduanya merupakan jurnalis dan perintis media komunitas jalamalut.com.

Faris yang juga penulis buku Orang Halmahera ini dalam kesempatan itu berbagi pengalamannya mengenai catatan perjalanan. Sementara Rajif memaparkan terkait teknik menulis feature.

Baca Juga:

Faris juga mengarahkan peserta untuk membuat tulisan dari yang mereka lihat di sekitar lokasi kegiatan, seperti suasana alam hingga sejarahnya.

Sementara Rajif menjelaskan langkah-langkah yang harus dibuat oleh peserta untuk menyusun sebuah karya feature.

“Narasi tentu jadi keharusan bagi siapa saja untuk mengasah kemampuan menulisnya. Apa lagi Ternate sebagai titik rempah, sangat penting untuk dicatat dalam karya anak muda,” ujar Rajif.

Ia bilang, menghidupkan narasi rempah di Ternate harus diperkuat melalui kemampuan menulis yang mumpuni.

"Menulis feature sangat penting untuk membekali kita dalam menarasikan rempah. Poin penting dalam penulisan ini adalah memiliki ciri khas tersendiri," papar penulis novel Hujan di Tagalaya itu.

Koordinator event Bumi Rempah Ternate, Zandry Aldrin, kepada wartawan mengatakan bahwa prevent Bumi Rempah juga akan dilaksanakan di tahun mendatang.

“Bumi rempah diproyeksikan jadi kegiatan selama empat tahun. Artinya setiap tahun Dirjen Kebudayaan komitmen bikin event jalur rempah ini sampai tahun 2024,” ucap Zandry, Minggu 19 September 2021.

Narasumber dan Peserta Lokakarya Literasi Rempah saat pose bersama usia kegiatan. Foto : Ipang Mahardika

Ia bilang, peserta dari 11 kegiatan Bumi Rempah Ternate ini melibatkan berbagai kalangan, yaitu dari perwakilan komunitas, pelaku usaha, akademisi, pemerintah hingga media massa.

“Karena semangat bumi rempah ini semangat kolektif, untuk pelaksanaannya langsung dikerjakan komunitas-komunitas yang memang punya spesifik dengan kegiatannya,” ujar Zandry.

Bagi Zandry, membicarakan rempah bukan hanya menonjolkan aspek perdagangan, tetapi juga peradaban, kebudayaan, serta tradisi masyarakat tempatan.

“Harapan dari torang (kami) event ini bisa jadi narasi yang menguatkan posisi Ternate sebagai titik nol jalur rempah, sekaligus mengangkat potensi rempah lokal di Ternate bisa berdaulat di negeri sendiri,” tambahnya.

Di Ternate, kata Zandry, ada 11 event dalam rangkaian kegiatan Bumi Rempah yang dilaksanakan di berbagai lokasi. Setiap peserta pada masing-masing event itu dibatasi dengan jumlah 30 peserta.

“Ini yang ingin dikuatkan lewat rangkaian workshop dan film yang diangkat oleh komunitas-komunitas di Ternate yang terlibat dalam bumi rempah,” pungkasnya.

Selain itu, Kemah Lokakarya Literasi Rempah juga diikuti perwakilan Laskar Rempah asal Maluku Utara. Mereka diharapkan dapat menuliskan catatan perjalanannya saat menyusuri daerah-daerah yang menjadi pusat rempah di Indonesia.

"Kami berharap pelatihan ini jadi bekal supaya kami bisa menuliskan catatan perjalanan kami ketika ikut kegiatan Muhiba Rempah nanti," ujar Rivaldi A Gani, perwakilan Maluku Utara dalam event Muhibah Bumi Rempah Nasional 2021.

Berita Lainnya