hukum dan kriminal

Kasus Pembunuhan di Halmahera Tengah Tak Tuntas, Pendemo Sebut Polres Mati Suri

Aksi sejumlah mahasiswa di Halmahera Tengah terkait kasus pembunuhan. Foto: Risno Hamisi

Weda, Hpost – Sejumlah massa aksi yang mengatasnamakan Front Perjuangan untuk Kemanusiaan (FPUK) Maluku Utara, menyebut Polres Halmahera Tengah mati suri.

Hal tersebut disampaikan saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Halmahera Tengah, Senin 25 Oktober 2021.

Koordinator aksi Awan, mengungkapkan bahwa terdapat sejumalh kasus pembunuhan di wilayah Halmahera Tengah yang belum terungkap.

“Terhitung dari tahun 2006 kejadian di SMA Negeri 1 Halteng, dengan korban 1  warga Weda, kemudian tahun 2012 korban 11 warga asal Weda Timur dan di tahun 2021 warga Patani Timur dikejutkan dengan pembunuhan yang terjadi di kali Gowonle, dengan memakan 3 korban warga asal Patani Timur. Semuanya belum terungkap aktor dibalik pembunuhan ini," ungkap Awan.

Baca Juga:

Awan bilang, ini artinya profesionalisme Polres Halteng dan beberapa lembaga terkait harus dievaluasi oleh seluruh rakyat kabupaten Halteng.

"Terkesan spirit melindungi, mengayomi, dan melayani menjadi basi dimata rakyat, karena saat ini dalam pengembangan proses pembunuhan Polres Halteng hanya beralasan keterangan saksi hidup yang berbeda," katanya.

Sementara Kapolres Halmahera Tengah, AKBP Nico A. Setiawan saat menyambangi massa aksi mengatakan, perkembangan kasus pembunuhuan di kali Gowonle itu akan disampaikan kepada keluarga inti.

"Status kejadian di Patani itu tidak ada saksi yang melihat secara langsung pelaku. Jadi,  kasus ini memang lama untuk mencari alat bukti yang mengarah bahwa ini pelakunya," ujarnya.

Nico juga membantah kalau dibilang pihaknya hanya berputar pada keterangan saksi yang berbeda atau tidak ada langkah alternatif.

"Kami ada langkah alternatif, sudah dilaksanakan. Hari jumat kemarin kami juga ada gelar dengan Polda, minta saran dari Polda. Selain itu juga kami minta saran lagi dari penyidik yang menangani kasus pembunuhan di kali waci, Halmahera Timur," jelasnya.

Ia menambahkan, untuk perkembangannya, secara kemampuan manusia pihaknya sebagai penyidik merasa sudah mentok.

"Maka, kami sangat membutuhkan masukandan bantuan dari semua pihak," pungkasnya.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga