Kesehatan
Meningkat, Kasus Stunting di Ternate Makin Memperihatinkan

Ternate, Hpost – Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Maluku Utara, Nurbaity Radjabessy, menyebut angka kasus stunting di Ternate terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data pihaknya, tahun 2020 persentase kasus stunting di Ternate sebanyak 52 kasus, sementara di tahun 2021 meningkat mencapai 300 lebih.
“Di tahun 2020 kasus turun dikarenakan masa pandemi COVID-19 sehingga kita hanya 2 bulan turun pengecekan di lapangan, seterusnya sudah tidak bisa karena pembatasan kita tidak bisa kemana-nama. Di tahun 2021 naik karena pengecekannya dilakukan rutin,” ujar Nurbaity, Jumat 04 Februari 2022.
Ia bilang, Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi dan memberikan makanan tambahan agar kebutuhan gizi anak terpenuhi.
“Kalau soal pencegahan itu harus ke Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana karena mereka yang menangani hal itu, kita hanya sosialisasi dan pemberian makanan tambahan,” pungkasnya.
Terpisah, anggota DPRD Ternate Nurlaela Syarif menilai pemerintah kota gagal menangani stunting. Sebab, berkembangnya suatu daerah akan berbanding terbalik jika masih ada anak yang mengalami gizi buruk atau stunting.
"Meskipun daerah dapat prestasi tapi kasus gizi buruk dan stunting masih ada maka daerah dianggap gagal total,” katanya.
Ia menuturkan ada beberapa daerah di Ternate yang harus mendapat perhatian lebih serius terkait stunting.
Baca:
Bawa Miras Pakai Pelat Merah Palsu, Mobil di Halmahera Tengah Diamankan
Ketatnya Penanganan Covid di Ternate Berlaku Sebulan ke Depan
Guru Ungkap Dugaan Penyelewengan Dana Bos di Salah Satu SMP di Ternate
"Jadi kelurahan yang saat ini menjadi titik fokus dalam penanganan stunting di Kota Ternate ada lima kecamatan, di antaranya Pulau Ternate yakni Foramadiahi, Kastela, Rua, Afe Taduma dan Dorpedu. Ternate Utara yakni Soa. Ternate Tengah di Kampung Makassar Barat, Kalumpang, Santiong dan Salahudin. Sementara untuk Batang Dua ada Mayau, Tifure, Bido, Lelewi dan Pante Sagu. Dan Hiri ada Tomajiko, Fahudu, Dorari Isa dan Mado," urai politikus Partai Nasdem ini.
Nurlaela bilang, saat ini data penanganannya sudah ada, otomatis rencana aksinya harus dioptimalkan.
"Tinggal diklasifikasi kendalanya. Apakah kendala sanitasinya, gizinya dan pemberian ASI eksklusifnya. Maka itu Komisi III mendorong agar pemerintah kota dalam hal ini dinas terkait harus lebih serius," tandasnya.
Komentar