Tambang

SPN Maluku Utara Galang Dana Bantu Karyawan Subkon PT IWIP

Weda, Hpost - Serikat Pekerja Nasional (SPN) Maluku Utara, saat ini melakukan penggalangan dana guna mengembalikan 13 karyawan ke kampung halamannya. Mereka diduga ditelantarkan salah satu perusahan subkontraktor PT IWIP.

Ketua SPN Maluku Utara, Arman Rajak mengatakan, mulanya, dia mendapat informasi di berbagai platform media sosial terkait dugaan penelantaran para pekerja luar Maluku Utara tersebut.

Dia pun bersama sekretaris SPN Malut, Sofyan Abubakar, langsung menemui 13 orang karyawan tersebut. Dalam pertemuan itu, kata Arman, para karyawan menginginkan supaya kembali saja ke kampung halaman mereka.

Mendengar cerita 13 karyawan itu, Arman bilang bahwa pihaknya langsung menginisiasi penggalangan dana untuk membantu mereka.

"Ini kita lakukan agar mereka secepatnya dikembalikan ke kampung halaman, kasihan keluarga mereka juga," tutur Arman, melalui rilis kepada Halmaherapost, Rabu 06 April 2022.

Baca:


Hore..! Tarif Oto Penumpang di Halmahera Timur Kembali Normal


Mangrove Tercemar, DLH Hentikan Aktivitas Blok III PT ASM di Pulau Gebe

Selain menggalang dana, Arman juga meminta pihak PT. Trio Global Karya bertanggung jawab atas masalah tersebut.

"Jika perusahan tidak bertanggung jawab maka kami akan mengambil langkah serius," tandasnya.

Dia berharap, Gubernur Maluku Utara dan Dinas Tenaga Kerja Maluku Utara turut ambil sikap agar 13 pekerja tersebut dapat kembali ke kampung halamannya.

"Semoga ini cepat bisa diatasi, agar mereka jangan lagi ditelantarkan seperti saat ini," harapnya.

Arman menuturkan, musabab puluhan karyawan itu ditelantarkan karena ada kesepakatan lisan yang dilakukan oleh PT. Trio Global Karya.

"Bahwa 13 karyawan ini berkerja sesuai kesepakatan, tetapi ketika mereka tiba di Halmahera Tengah untuk bekerja, tidak sesuai dengan kesepakatan awal, sehingga mereka merasa sudah ditipu oleh PT Trio Global Karya," jelasnya.

"PT Trio Global Karya juga menjanjikan kepada 13 orang karyawan tersebut bahwa untuk makan 3 kali sehari, tetapi berbeda di lapangan yang dialami oleh 13 karyawan asal lampung tersebut, mereka hanya makan 2 kali sehari," ungkapnya.

Menurut Arman, dari permasalahan di atas maka 13 karyawan itu memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Hanya saja mereka tidak ada uang saku untuk balik.

"Mereka bilang uang makan saja tidak ada, apalagi uang tiket," pungkasnya.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: RHH

Baca Juga