Survey
Preferensi Pilpres pada Pilgub Maluku Utara di Kota Ternate
Hasil survei Litbang Halmahera Post yang dilakukan pada 31 Agustus hingga 7 September 2024 di Kota Ternate mengungkapkan preferensi pemilih dalam Pilgub Maluku Utara 2024 yang menarik, di mana pilihan mereka tidak selalu sejalan dengan preferensi di Pilpres 2024.
Dengan margin of error sebesar 4,8% dan tingkat kepercayaan 95%, survei ini memberikan gambaran mengenai bagaimana para pemilih di Pilpres 2024 di Ternate mendukung empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara.
Pasangan calon gubernur Sultan Husain Alting dan Asrul Rasyid menduduki peringkat teratas dengan elektabilitas mencapai 42,7%. Dukungan ini didapat dari 10% pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, 30% pemilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, serta 2,5% pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Bahkan, 0,2% pemilih yang memilih golput dalam Pilpres tetap mendukung pasangan ini di Pilgub.
Baca juga:
Peta Suara Suku pada Pilgub Maluku Utara di Kota Ternate
Peta Suara Milenial dan Gen Z Pilgub Maluku Utara di Kota Ternate
Survey: Husain Alting dan Benny Laos Bersaing Ketat di Kota Ternate
Di posisi kedua, pasangan Beny Laos dan Sarbin Sehe memperoleh elektabilitas sebesar 39,5%, dengan dukungan yang tersebar dari 10% pemilih Anies-Muhaimin, 26,1% pemilih Prabowo-Gibran, dan 3,2% pemilih Ganjar-Mahfud. Ada juga 0,2% pemilih yang tidak menyatakan pilihan pada Pilpres namun memberikan dukungan kepada pasangan ini.
Pasangan Aliong Mus dan Sahril Tahir berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 9,3%, dengan dukungan dari 2,3% pemilih Anies-Muhaimin, 6,8% pemilih Prabowo-Gibran, serta 0,2% dari pemilih Ganjar-Mahfud.
Sementara itu, pasangan Muhammad Kasuba dan Basri Salama hanya mendapatkan 4,8% suara, yang berasal dari 0,5% pemilih Anies-Muhaimin dan 4,3% pemilih Prabowo-Gibran. Sayangnya, pasangan ini tidak berhasil menarik dukungan dari pemilih Ganjar-Mahfud.
Survei ini menunjukkan bahwa pilihan pemilih dalam Pilgub Maluku Utara tidak sepenuhnya mengikuti garis partai atau afiliasi capres. Misalnya, pemilih Prabowo-Gibran terlihat mendukung Sultan Husain-Asrul (30%) dan Beny Laos-Sarbin (26,1%) secara signifikan. Hal ini menandakan bahwa basis pemilih Prabowo terpecah, kemungkinan besar karena faktor-faktor lokal yang lebih menonjol, seperti kualitas kandidat atau hubungan personal.
Polanya serupa bagi pemilih Anies-Muhaimin. Meskipun Anies dan Muhaimin didukung oleh koalisi partai tertentu, preferensi pemilih mereka tersebar ke berbagai pasangan calon gubernur. 10% dari pemilih Anies-Muhaimin mendukung Sultan Husain-Asrul, sementara 10% lainnya memilih Beny Laos-Sarbin, dan hanya 2,3% yang mendukung Aliong Mus-Sahril. Ini menunjukkan bahwa pemilih cenderung mempertimbangkan faktor lokal dan kualitas kandidat.
Pemilih Ganjar-Mahfud, meskipun lebih sedikit secara jumlah, juga mendukung tiga pasangan calon gubernur. Sebanyak 2,5% mendukung Sultan Husain-Asrul, 3,2% memilih Beny Laos-Sarbin, dan hanya 0,2% yang mendukung Aliong Mus-Sahril. Tidak ada pemilih Ganjar-Mahfud yang mendukung pasangan Muhammad Kasuba-Basri Salama, memperlihatkan bahwa pasangan ini kurang berhasil menarik perhatian dari basis pendukung Ganjar-Mahfud.
Komentar