Ispirasi

Gapolida Karya WD Gafoer: Solusi Menyelamatkan Bahasa Ternate dari Kepunahan

Suasana diskusi Buku Gapolida. Foto: FH

Buku Gapolida, karya WD Gafoer yang menggabungkan puisi berbahasa Ternate dan Indonesia, resmi diluncurkan di Kedai Kofia pada Sabtu, 16 November 2024.

Acara ini juga diwarnai dengan diskusi mendalam mengenai upaya pelestarian bahasa dan kebudayaan Ternate yang semakin terancam punah.

Buku ini dipublikasikan dengan dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Maluku Utara dan diterjemahkan oleh Taufik Ayub.

WD Gafoer dalam kesempatan itu berbagi cerita mengenai proses panjang yang dilalui dalam menerbitkan Gapolida. Ia menjelaskan bahwa Hiri, sebuah daerah di Maluku Utara, menjadi sumber inspirasi utama dalam penulisan buku tersebut.

"Hiri menjadi alasan utama selama enam bulan saya menulis buku ini. Sebab, mayoritas penutur bahasa Ternate ada di sana, dan Hiri merupakan benteng terakhir kebudayaan Ternate," ungkap Udi, nama kerennya WD Gafoer.

Baca juga:

Kolaborasi Bawaslu, Media, dan Polisi untuk Pilkada Ternate Bebas Hoaks

Tim Hukum Lapor Akun Facebook Misterius yang Sebar Fitnah Terhadap Sherly Tjoanda

Kolaborasi Dinas Pertanian dan Polres Ternate Wujudkan Ketahanan Pangan Kota

Udi juga menyoroti pentingnya pelestarian bahasa daerah yang semakin terancam punah. Menurutnya, sekitar 200 bahasa daerah di dunia terancam punah dalam 30 tahun terakhir. Di Maluku Utara, empat bahasa daerah—termasuk bahasa Ternate—berada dalam kondisi serupa.

"Bahasa Ternate, Tobelo, Makian, dan Sula adalah beberapa bahasa daerah di Maluku Utara yang terancam punah," ujarnya, mengutip data dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara.

Selanjutnya 1 2
Penulis: FH
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga