Pendidikan
Yayasan Makulila Ubah Wajah Pendidikan Maluku Utara dengan Relawan Pengajar

Yayasan Makulila Maluku Utara resmi mengirimkan empat relawan pengajar bahasa Inggris dan baca tulis Qur'an (BTQ) ke dua desa terpencil di Halmahera.
Relawan ini akan mengabdi di Desa Majiko Tongone, Kecamatan Wasile Utara, Halmahera Timur, dan Desa Woe Jerana, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah, untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang masih kekurangan tenaga pengajar.
Pelepasan tersebut berlangsung di aula Universitas Nuku Tidore pada Senin, 6 Januari 2025, dan dirangkaikan dengan dialog publik bertema “Evaluasi dan Proyeksi Pendidikan Maluku Utara Demi Mewujudkan Generasi yang Maju dan Berakhlak Mulia".
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Anggota DPR RI Hasby Yusuf, Rektor Universitas Nuku Idris Sudin, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan Maluku Utara, Irwan Sergi.
Direktur Yayasan Makulila Maluku Utara, Nahrawi Djalal, dalam sambutannya mengatakan, Yayasan Makulila dibentuk sebagai respons terhadap kondisi pendidikan yang ada di Maluku Utara, khususnya di daerah-daerah tambang seperti Halmahera Tengah dan Halmahera Timur.
Menurutnya, kondisi sosial dan pendidikan di daerah-daerah tersebut sangat berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi yang melampaui pertumbuhan nasional.
"Kita dikelilingi oleh aktivitas pertambangan dan pembangunan industri ekstraktif, namun masih ada sekolah dan TPQ (Taman Pendidikan Qur'an) yang kekurangan tenaga pengajar, bahkan keterbatasan Al-Qur'an. Ini adalah sebuah anomali yang terjadi di tingkat bawah dan merupakan masalah serius,” ungkap Nahrawi.
Ia bilang, sebagai langkah awal, Yayasan Makulila menurunkan empat relawan yang akan ditempatkan di dua desa. Setiap desa akan mendapatkan dua relawan, satu pengajar bahasa Inggris dan satu pengajar BTQ, yang akan bertugas selama enam bulan.
Ia menambahkan, ke depan akan ada penambahan desa dan relawan di sejumlah daerah lain di Maluku Utara.
“Intinya, kita bersama-sama membantu dan mengingatkan teman-teman yang berada di pelosok. Saya yakin, masalah ini juga terjadi di sebagian besar desa dan kampung di Maluku Utara. Ini adalah jalan yang sepi dan sunyi, tetapi banyak peminatnya. Tinggal kita mengetuk hati mereka agar terorganisir lebih banyak,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Hasby Yusuf menyatakan bahwa Yayasan Makulila merupakan sebuah gerakan sosial yang patut mendapatkan apresiasi.
“Bagi saya, ini adalah gerakan kemanusiaan, dan saya akan bersama teman-teman lainnya untuk memberikan perubahan sosial, khususnya dalam pembangunan sumber daya manusia di desa,” pungkasnya.
Komentar