Kecelakaan Laut
Ternyata Dua Orang yang Mau Diselematkan Bukan Nelayan, Sahril Masih Hilang

Dalam konferensi pers di kantor Ditpolairud Polda Maluku Utara, Jumat 7 Februari 2025, AIPDA Sudarwin Hasrat mengungkapkan bahwa ia dan Udin Rope bukan nelayan, seperti yang sebelumnya diklaim Basarnas.
Awalnya, Basarnas Ternate menyebut Udin dan Darwin sebagai nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Desa Gita, Tidore Kepulauan, pada Minggu 2 Februari 2025, sekitar pukul 19.30 WIT. Mereka dikatakan sedang mencari ikan di perairan Kayoa, Halmahera Selatan.
Namun, pernyataan ini dibantah oleh Sudarwin. Ia menjelaskan bahwa mereka bukan melaut sebagai nelayan, melainkan sedang menjalankan misi SAR pribadi untuk menyelamatkan kapal penampung ikan miliknya yang hanyut di perairan Pulau Makian pada Jumat 31 Januari 2025.
Sudarwin menceritakan, pada hari kejadian, mereka berangkat dari Ternate menuju Pulau Makian sekitar pukul 16.00 WIT dan tiba di lokasi pada malam hari. Namun, kapal yang hendak diselamatkan mengalami kerusakan mesin, sehingga mereka menariknya ke Pulau Kayoa, tepatnya di Desa Bajo, untuk diperbaiki.
Setelah perbaikan selesai, mereka melanjutkan perjalanan ke Ternate pada Minggu 2 Februari 2025 pukul 11.00 WIT. Namun, dalam perjalanan, mereka menerima kabar bahwa ada kapal lain yang mengalami kerusakan di perairan Bacan dan membutuhkan mekanik.
"Kami berinisiatif menurunkan mekanik di Desa Gita agar bisa melanjutkan perjalanan ke Halmahera Selatan lewat darat, mengingat kondisi cuaca yang tidak mendukung," jelas Sudarwin.
Sekitar pukul 16.00 WIT, kapal kembali bertolak dari Desa Gita menuju Ternate. Namun, dua jam kemudian, saat mendekati Pulau Moti, cuaca memburuk dan mesin kapal tiba-tiba mati.
Karena kondisi darurat, Sudarwin mencoba menghubungi SAR Polairud, tetapi tidak ada respons. Ia kemudian menghubungi Bripka Irwan, yang akhirnya merespons dan mengonfirmasi lokasi mereka ke Basarnas.
Sekitar pukul 23.00 WIT, Irwan menelepon kembali dan meminta mereka memberi sinyal dengan cahaya senter.
"Kami memberikan kode cahaya dan sempat melihat cahaya dari kejauhan. Namun, lima menit kemudian, saya kehilangan kabar. Tiba-tiba, Irwan menelepon lagi dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa menolong karena mengalami musibah. Tapi kami tidak mendengar adanya ledakan," ungkap Sudarwin.
Karena tak kunjung mendapat bantuan, Sudarwin mendesak Udin untuk memperbaiki mesin kapal. Pukul 07.00 WIT, mesin kembali berfungsi, dan mereka melanjutkan perjalanan ke Ternate.
Namun, dalam perjalanan, mesin kembali mengalami kerusakan, menyebabkan kapal hanyut hingga ke Pulau Moti. Setelah beberapa jam melakukan perbaikan, mereka akhirnya berhasil tiba di Ternate pada sore hari menjelang Magrib.
Misteri yang Belum Terpecahkan
Terungkapnya identitas Sudarwin sebagai anggota Polairud menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa ia dan Udin awalnya disebut sebagai nelayan? Apa alasan sebenarnya di balik misi mereka di tengah laut?
Lebih dari itu, insiden ledakan speedboat RIB 04 yang menewaskan tiga anggota Basarnas dan menyebabkan hilangnya jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, masih menyisakan tanda tanya besar. Hingga kini, belum ada keterangan resmi yang menjelaskan penyebab pasti ledakan tersebut.
Peristiwa ini bukan hanya soal misi penyelamatan yang berujung tragedi, tetapi juga menyangkut transparansi informasi dan keselamatan tim SAR dalam setiap operasi.
Komentar