Pelayanan
Penyebab Kualitas Air PDAM Ternate di Maliaro Kotor dan Berbau

Ternate, Hpost – Sebagian warga Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, sempat kebingungan mencari air bersih.
Salah satu warga RT 11, RW 04, Maliaro, Haerudin Muhammad mengungkapkan, air PDAM sempat tidak mengalir di rumah warga sejak Kamis 15 April 2021.
Air baru mengalir pada Senin 19 April 2021 sekira pukul 07.15 WIT. Namun saat menyalakan kran, air terlihat sangat keruh dan mengeluarkan bau tak sedap.
“Itu pun tara (tidak) lancar dan hanya bisa menyalakan satu keran saja, karena air mengalir sangat lambat,” kata Haerudin kepada halmaherapost.com, Kamis 22 April 2021.
Bahkan di malam harinya, Haerudin mendapati kondisi air berbusa. “Seperti bau pakaian yang ditono (direndam) di rinso (merek detergen pakaian) selama 1 hari,” ungkapnya.
Sementara, air tersebut tidak bisa dipakai untuk mandi atau keperluan lainnya. “Karena seluruh tubuh terasa gatal saat dipakai mandi,” ungkap Haerudin.
Padahal, Haerudin sendiri mengaku rutin membayar iuran PDAM setiap bulan. Namun kualitas air hingga respon pihak PDAM terhadap keluhan pelanggan jauh panggang dari api.
“Saya sudah beri tahu persoalan ini ke salah satu petugas PDAM, yang sering perbaiki pipa di Maliaro. Dia mengaku akan sampaikan di kantor. Tapi besoknya saya tanya, WhatsApp-nya tara (tidak) aktif,” beber Haerudin.
Kepala Bagian Teknik PDAM Kota Ternate, Suharto Kahar mengatakan, perubahan warna pada air seperti yang dialami warga Maliaro, disebabkan tekanan saat mesin pompa aktif.
Baca juga:
Jalani Proses Hukum, Dirut PDAM Ternate Dicopot
Dicopot, Dirut PDAM Ternate Membangkang
Sejumlah Permasalahan di Tubuh PDAM, Ini Catatan Ombudsman untuk Pemkot Ternate
“Karena ketika tiba-tiba aktif, mesin mendorong keluar endapan-endapan dari dalam pipa. Memang terkadang terjadi seperti itu. Tapi setelah 1-2 menit, kita buka keran, sudah selesai (normal),” terang Suharto.
Meski terlihat keruh, menurut dia, kecil kemungkinan ada bakteri yang terkontaminasi ke dalam air. "Biasanya dari bagian laboratorium PDAM yang turun ambe sampel," ucapnya.
Terkait masalah kelancaran air, Suharto bilang, debit air baku yang berada di Lingkungan Skep, Kelurahan Salahuddin, Kecamatan Ternate Tengah, sudah mulai menurun.
“Jadi saat air disuplay ke Kompleks Tabahawa (Kecamatan Ternate Tengah) tidak bisa karena ada gangguan teknis di Lingkungan Skep 02,” terangnya.
Sedangkan di Skep 01, terdapat 3 sumur bor dengan kapasitas yang sangat kecil. “Yang tadinya 11 Kw (tetapan air), dia turun sampai 0,5 liter per detik,” katanya.
Dengan demikian, Suharto menilai, untuk penambahan area penyuplaian air di lingkungan Tabahawa sudah tidak layak.
Menurut dia, apabila air disuplay ke Maliaro dengan debit yang besar, maka akan berdampak di Lingkungan Moya. “Jadi air yang ada di Skep 01 disuplay ke Tabahawa,” katanya.
Karena saat ini ketinggian air di Tabahawa tersisa 15 sentimeter. "Jadi kalau mau dapat air di daerah terdampak itu, biasanya di atas 25 – 30 sentimeter baru bisa teraliri ke Maliaro.”
Pelaksana tugas Direktur Utama PDAM Kota Ternate, Thamrin Alwi mengaku sedang berupaya menyelesaikan seluruh persoalan terkait penyuplaian.
“Keluhan yang disampaikan pelanggan satu persatu telah ditindaklanjuti. Salah satunya di Maliaro,” klaim Thamrin kepada halmaherapost.com, Rabu 20 April 2021.
Terkait persoalan di Maliaro, ia bilang langkah yang diambil adalah rasionalisasi distribusi dengan cara buka – tutup. “Alhamdulillah, sekarang air sudah normal,” katanya.
Ia menambahkan, untuk puncak penggunaan air selama ramadan, akan terjadi pukul 14.00 WIT hingga 21.00 WIT. “Jadi masalah seperti ini yang perlu kita rasionalisasikan,” pungkasnya.
Komentar