Ini Kasus Kekerasan Seksual yang Bikin Maluku Utara jadi Sorotan Nasional

Ternate, Hpost – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyebut Provinsi Maluku Utara menjadi perhatian Nasional perihal kasus kekerasan seksual.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani mengatakan, yang bikin Maluku Utara jadi perhatian nasional adalah kasus kekerasan seksual yang justru terjadi di ruang tahanan.

Menurutnya, salah satu kasus yang populer adalah kekerasan seksual terhadap perempuan yang melibatkan oknum anggota Polri, beberapa waktu lalu.

"Memang salah satu fokus kami adalah kondisi perempuan di dalam tahanan, apa pun alasannya dia menjadi tersangka atau pun berhadapan dengan hukum tentu kita tahu ada hak-hak yang harus dipenuhi, salah satunya adalah bebas dari kekerasan seksual," kata Andy, kepada wartawan di Sofifi, Selasa 07 Juni 2022.

Soal kasus yang melibatkan oknum Polisi, menurutnya Komnas Perempuan intens mengikuti proses persidangan yang dilakukan. Kendati demikian, Andy bilang pihaknya turut mengapresiasi penanganan yang dilakukan lembaga penegak hukum.

Baca Juga:

• DPRD Beberkan Puluhan Perusahaan Tambang di Maluku Utara belum Bayar Pajak

• Penyumbang Kerusakan Lingkungan di Maluku Utara Adalah Pejabat Daerah

• Dilaporkan Selingkuhi Istri Orang, Oknum Polisi di Halmahera Barat Masih Keliaran

"Kami sangat mengapresiasi penanganannya cukup terbuka untuk diselesaikan oleh pihak kepolisian, kejaksaan dan pengadilan," ujarnya.

Ia menuturkan pada sejumlah kasus Komnas Perempuan kerap mengenali bahwa kekerasan seksual terhadap anak dominan terjadi justru dari orang-orang terdekat.

"Bahkan bisa jadi pelakunya tinggal serumah dengan korban, yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak-anak ini," ungkap Alumnus Universitas Indonesia tersebut.

Bagi Andy, kasus semacam itu butuh penanganan yang kompleks, karena itu membutuhkan SDM yang cukup.

"Di Maluku Utara sendiri jumlah psikolog dan konselor sangat minim. Sempat kami bincang-bincang kenapa Pemda tidak memberikan semacam beasiswa kuliah untuk mengisi kekosongan sumber daya manusia ini," tandas Andy.

Ia juga berharap agar kasus kekerasan seksual di Maluku Utara tidak terulang di kemudian hari.