Kemiskinan

Penduduk Miskin di Malut Berkurang, Tren Masih Meningkat pada Tiga Tahun Terakhir

Data BPS MALUT

Ternate, Hpost - Kepala BPS Provinsi Malut, Atas Perlindungan Lubis memaparkan, penduduk miskin di Maluku Utara menurun 6,78 persen berdasarkan survei dari September 2019 hingga Maret 2020.

Survei tersebut memperlihatkan, penduduk miskin di Malut mengalami penurunan sebesar 0,81 ribu orang atau 6,78 persen pada Maret 2020. Jika dibandingkan penduduk miskin September 2019 sebesar 87,18 ribu orang atau 6,91 persen.

Presentase penduduk miskin di Malut Utara, sejak September 2013 hingga Maret 2020, cenderung fluktuatif. Tingkat kemiskinan Malut pada September 2013 tercatat sebesar 7,64 persen, yang menunjukkan pola menurun hingga September 2016 sebesar 6,41 persen.

Namun, pola yang berbeda terjadi dari Maret 2017 hingga September 2019. Yang menunjukkan pola semakin meningkat. Persentase penduduk miskin terendah, terjadi pada September 2015 yaitu 6,22 persen.

Menurut Jumlah, penduduk miskin di Malut pada September 2013 mencapai 85,58 ribu orang, yang terdiri dari 11,02 ribu orang di daerah perkotaan dan 74,56 ribu orang di daerah perdesaan.

"Maret 2017 hingga September 2019, menunjukkan pola semakin meningkat. Persentase penduduk miskin terendah terjadi pada September 2015 sebesar 6,22 persen. Menurut Jumlah, penduduk miskin di Malut September 2013 mencapai 85,58 ribu orang, yang terdiri dari 11,02 ribu orang di daerah perkotaan dan 74,56 ribu orang di daerah perdesaan," paparnya.

Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan Malut periode September 2019 hingga Maret 2020. Pertama, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 1,15 persen (2018=100). Kedua, nilai inflasi mengalami peningkatan yang relatif kecil yaitu 1,20 persen. Ketiga, terjadi penurunan angka tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,83 persen.

"Dan faktor terakhir adalah selama Periode Pengumpulan Data di bulan Maret 2020. Dampak Covid-19 masih belum terasa, yang mana pasien positif baru berjumlah 1 (satu) orang. "ungkapnya.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Peranan komoditi makanan, masih jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan.

Besarnya sumbangan GKM terhadap GK Maret 2020 sebesar 73,75 persen. Untuk daerah perkotaan, sedikit lebih rendah di daerah perdesaan, yaitu 79,05 persen. September 2019, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun perdesaan pada umumnya hampir sama, yaitu beras sebesar 20,78 persen di perkotaan dan 28,47 persen di perdesaan.

"Rokok kretek (filter-re) memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK yakni 16,57 persen di perkotaan. Sedangkan di perdesaan, rokok kretek (filter-red) memberikan sumbangan terbesar kedua dengan kontribusi 10,21 persen. "pungkasnya.

Penulis:

Baca Juga