Pilwako Ternate
MHB-GAS Akan Buat Sumur Resapan untuk Atasi Krisis Air di Ternate

Ternate, Hpost – Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut tiga, yakni Muhammad Hasan Bay dan Asghar Saleh atau disingkat MHB-GAS, menawarkan sumur resapan sebagai solusi mengatasi persoalan Air bersih, termasuk dengan mengatasi banjir di Ternate.
“Persoalan Air ini harus diperhatikan. Karena ini menyangkut kelangsungan hidup Manusia dan Alam, terutama di kota Ternate. Untuk mengatasi persoalan ini kami pasangan MHB-GAS menawarkan Sumur Resapan sebagai solusinya. Ini penting dibangun agar dapat terserap dengan baik. Jadi sumur resapan ini bukan cuman bertujuan mengatasi soal ketersediaan Air semata, namun juga bisa mengatasi masalah banjir,” papar Muhammad Hasan Bay calon walikota Ternate kepada wartawan, pada Rabu 4 Oktober 2020.
Hasan Bay menerangkan masalah Air dengan mengutip beberapa hasil penelitian. Menurutnya, secara global, terdapat 10 juta orang di dunia telah mengalami kesulitan mendapatkan Air bersih. Pada tahun 2050, tandas Hasan Bay satu dari empat orang akan terkena dampak dari kekurangan Air bersih.
Mengutip Kompas.id, Selasa 29 September 2020, Kota Ternate mengandalkan air tanah yang semakin hari semakin berkurang debitnya akibat semakin sempit daerah resapan. Daerah resapan menyempit dan berubah menjadi kebun, ladang, dan permukiman penduduk. Kini satu-satunya jalan adalah membangun sumur resapan untuk menampung air hujan.
Baca juga:
MHB-GAS Bakal Tingkatkan Kompetensi dan Buka Lapangan Kerja Kaum Milenial
Curah hujan di Kota Ternate bisa mencapai 2.750 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan hingga 226 hari per tahun. Potensi hujan seharusnya menjadi modal menambah air tanah melalui sumur resapan.
Isu ancaman krisis air bersih di Kota Ternate semakin kencang disuarakan dalam lima tahun belakangan. Salah satu yang paling menonjol adalah sumber air tanah Ake Gaale di Kelurahan Sangaji. Mutu sumber air yang berada sekitar 100 meter dari pantai itu menurun akibat intrusi air laut. Volume pengambilan air tanah tidak seimbang dengan resapan air yang masuk ke tanah. Air yang semula tawar berubah menjadi payau.
Menurut laporan Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), masih dikutup dari Kompas.id, lembaga yang memayungi kajian kerentanan mata air Ake Gaale sepanjang Maret 2018 hingga Januari 2019, sumber air Ake Gaale mengalami penurunan debit 42 persen, yakni dari 130 liter per detik menjadi 75 liter per detik. Secara kualitas, air mengalami pencemaran akibat intrusi air laut dan limbah domestik. Juga ditemukan bakteri E coli dan unsur kimia organik.
Baca juga:
Kunjungan di Falajawa I, MHB-GAS Ajak Warga Coblos Nomor 3
“Karenanya itu kami tawarkan Sumur Resapan sebagai solusi. Tentu tawaran solusi ini melalui kajian mendalam, jadi solusinya tidak asal-asalan. Melalui kajian itu kami tiba di kesimpulan Sumur Resapan,” kata MHB.
Selain lebih relevan dengan konteks Ternate, MHB bilang dari biaya juga murah. Prinsipnya, MHB-GAS ingin menawarkan solusi tanpa harus membebani keuangan daerah, supaya uangnya bisa dialokasikan ke hal-hal lain tanpa harus ada pemotongan.
Di samping itu, Asghar Saleh juga menegaskan hal serupa akan pentingnya Sumur Resapan. Ia mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada target pembangunan 1000 Sumur Resapan di Ternate. Namun yang terealisasi atau baru dibangun baru 94 Sumur Resapan.
“Selain solusi Sumur Resapan yang pasangan MHB-GAS tawarkan. Jadi kami kalau dipercayai masyarakat memimpin kota Ternate, akan kami lakukan juga pembatasan lahan terbangun tuk konservasi. Tujuannya adalah agar sumber-sumber Air tetap terjaga, terutama Air Tanah,” pungkas Mohammad Asghar Saleh.
Komentar