Sejarah

Ini Lokasi Benteng Bersejarah di Tidore yang Terancam Hilang

Benteng Tahula, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Foto: Faris Bobero

Tidore, Hpost - Sebagian benteng bersejarah di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara belum mendapat perhatian. Bahkan sejumlah bukti jejak benteng diketahui hampir menghilang.

Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata Tidore Usman Musa, mengatakan catatan peta benteng di Tidore berjumlah sebanyak sembilan benteng.

BACA JUGA: Mengapa Pemuda Mareku, Tidore, Lalukan Upacara Bendera di Tanggal 18 Agustus? Ini Sejarahnya

Sembilan benteng itu di antaranya benteng Tomanyira dan benteng Maresco di Kelurahan Mareku, Benteng Mare yang berada di Pulau Mare, Benteng Tore dan benteng Tahula di Kelurahan Soasio, Benteng Romeo (Roem) di Kelurahan Rum, Benteng Cobo dan Benteng Biji Negara di Kelurahan Toloa, dan satu benteng di kelurahan Ome yang jejaknya mulai hilang.

Usman menyebut, benteng-benteng ini merupakan tanggung jawab pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya. Dari sembilan benteng itu, baru dua benteng yang memiliki sertifikat dan diserahkan ke pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya, yaitu benteng Tore dan benteng Tahula.

"Artinya, masih tujuh benteng lagi yang perlu mendapat perhatian" kata dia.

Baca Juga: Kegiatan Serbuan Teritorial TNI bakal Berdayakan Masyarakat di Kao Barat

Ia menjelaskan, salah satu benteng bersejarah di Kelurahan Rum itu sebenarnya bernama Roem namun tulisannya Romeo. Benteng itu kemudian menjadi cikal bakal nama Kelurahan Rum. Benteng di Kelurahan Rum itu beberapa waktu kemarin sudah ditinjau oleh pihak Balai.

Sedangkan benteng yang terletak di tanjung Mareku, masih menjadi polemik. Pihak Mareku mengaku benteng yang berlokasi di tanjung itu adalah benteng Marescu sementara data di Balai Pelestarian Cagar Budaya itu adalah benteng Tomanyira.

"Kalau untuk benteng di Mare itu jejaknya masih ada. Benteng Biji Negara di Toloa itu juga jejaknya masih ada tapi itu belum tercatat di Balai. Tapi dari Balai akan perhatikan itu," kata Usman Musa, Jumat 20 Agustus 2021.

Ia menegaskan, Pemkot Tikep saat ini sedang bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya untuk merawat benteng-benteng yang jejaknya mulai hitang itu.

Baca: Anggota DPRD Jawab Tuntutan Aktivis tentang Kekerasan Seksual di Halut: Sebenarnya Sama-sama Berjuang

Saat ini, kata dia, pelestarian benteng di Tidore masih dominan menjadi tanggungjawab pihak Balai karena spesifikasi sumber daya manusia di Pemkot Tikep masih kurang.

Kemungkinan kata Usman, di tahun depan BPCB akan melakukan pemeliharaan Benteng Biji Negara. Karena pihak Balai berencana menempatkan juru pelihara di benteng untuk benteng itu. Hal yang sama juga dilakukan pada benteng di Kelurahan Rum.

"Benteng-benteng ini akan jadi tanggungjawab bersama antara Balai dan Pemkot," tandasnya.

Penulis: BCS
Editor: Redaksi

Baca Juga