Politik Gagasan Ala Graal Taliawo Dimulai dari Timur Halmahera

Maba - R Graal Taliawo menyambangi warga Desa Nusa Jaya, Wasile Selatan, Halmahera Timur, Maluku Utara, pada Selasa 24 Januari 2023.

Kegiatan yang dikemas dalam Safari Politik Gagasan tersebut juga dirangkaikan dengan diskusi bertemakan 'Politik Gagasan: Antara Tantangan dan Peluang di Tengah Pragmatisme Politik', yang berlangsung di lapangan Nusa Jaya.

Nusa Jaya menjadi desa pertama atau titik awal untuk safari politik gagasannya di tahun 2023. Bahkan, bukan tanpa alasan Graal memilih Halmahera Timur sebagai titik awal.

Baca:

Kembali Permalukan Club Italia, Putra Ternate Jadi Top Skor Garuda Select

Langkah Nyata R Graal Taliawo Dukung Literasi di Maluku Utara

“Matahari terbit dari timur. Yang berarti, permulaan dimulai dari timur. Begitu pun saya dan politik gagasan ini, saya ingin memulai sesuatu yang baik pada 2023 dimulai dari timur,” ujar pemuda kelahiran Wayaua, Bacan, Halmahera Selatan ini.

Graal dalam diskusi yang dihadiri hampir ratusan orang ini memulai pembahasan mengenai pengalaman dan refleksinya atas patologi dalam demokrasi dan praktik politik selama ini.

“Berdasarkan pengalaman pribadi, setidaknya ada tiga patologi politik yang saya kategorikan dalam praktik politik kita. Pertama adalah korupsi politik, kedua adalah jual-beli suara, dan ketiga adalah politik identitas,” ungkapnya.

Satu per satu studi kasus atas setiap patologi itu dijelaskan. Studi kasus yang sangat relevan dengan masyarakat, ternyata sangat mungkin juga turut andil dalam proses yang menyimpang itu, baik disadari maupun tidak.

Ia seolah menyadarkan kepada semua khalayak yang hadir khususnya para warga atas keterlibatan dan andil dalam politik transaksional. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang menganggukkan kepala dan merespons 'betul' atas pembahasan yang disampaikan doktor ilmu politik itu.

Ia juga menjelaskan soal keterhubungan spiral korupsi dengan logika yang sederhana.

“Kemiskinan struktural, salah satu faktornya terjadi karena kebijakan yang korup. Kebijakan yang korup terjadi karena pemimpinnya korup. Pemimpin yang korup muncul karena adanya praktik politik di awal (ketika pemilihan) yang korup. Warga bisa jadi terlibat dalam proses awal tersebut,” jelasnya.

Atas kegelisahannya itu, ia merasa sangat penting bahwa warga perlu memahami politik. Menurutnya, salah satu masalah pada praktik politik yang menyimpang ada dalam setiap individu. Karena itu, solusinya pun ada pada masing-masing.

Ia bilang, paling fundamental, warga perlu memahami hak pilihnya, itu yang paling istimewa. Salah satunya yang tidak bisa dijualbelikan hanya untuk lembaran 50 ribu atau 100 ribu.

"Menerima uang atas politik transaksional itu tidak akan membuat kita kaya, toh juga menolaknya tidak akan membuat kita miskin. Tapi sekali menerima, bersiaplah hak kita selama 5 tahun ke depan misal hak mendapat jalan bagus, hak mendapat akses pendidikan dan kesehatan, serta hak lainnya akan terkooptasi oleh sang pejabat publik korup yang terpilih kelak," katanya.

Graal berharap, dengan adanya safari politik gagasan ini, warga kemudian bisa menyaring kandidat yang ada dan yang datang kelak.

"Uji dan hakimi gagasan, agenda kerjanya, bukan melanggengkan politik transaksional dan politik identitas. Jika layak dan patut diperjuangkan, maka pilih. Jika tidak, coretlah dia,” tandasnya.

Antusiasme warga atas politik gagasan yang ditawarkan pun sangat besar. Ini ditandai dengan bertahannya mereka dilokasi diskusi hingga waktu menunjukan pukul pukul 00.00 WIT (jam 12 malam).

“Politik gagasan ini sangat kita impikan. Sangatlah baik bagi praktik politik kita ke depan. Tapi, sejauh mana politik gagasan ini bisa diterapkan secara konsekuen. Kita bersama perlu mengawalnya, baik kepada kandidat maupun individu setiap warga,” ujar Alfa, salah satu pemuda yang menghadiri kegiatan ini.