100 Hari Kerja
100 Hari Tulus Berjalan Mulus?, Ternate Menanti Inovasi

Ternate, Hpost - Selasa 3 Agustus 2021, Pemerintahan Kota Ternate yang dipimpin oleh Wali Kota M. Tauhid Soleman dan Wakil Jasri Usman, genap memasuki 100 hari.
Pemerintah Kota Ternate mengakui kekurangan dan kelemahan pelaksanaan program 100 hari. Penanganan sampah dan air bersih masih dinilai masih minim inovasi.
Usai dilantik, Wali Kota M. Tahuid Soleman dan Jasri Usman yang berakronim (TULUS), langsung mematangkan program 100 hari kerja dalam kabinet mereka yang disebut Ternate Mandiri dan Berkeadilan atau Ternate ANDALAN, dengan memprioritaskan 5 program yakni: Penanganan COVID-19, Pemulihan Ekonomi, Penanganan Sampah, Penanganan Air Bersih, Kota Inklusi.
Lima program tersebut menjadi pijakan awal visi pemerintahan Ternate ANDALAN ini. Dengan demikian, ingin melihat apa inovasi yang telah dilakukan dari 5 program tersebut.
Sahrony A. Hirto, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, ketika dihubungi malam ini, mengatakan, program 100 hari kerja adalah standarisasi dalam prioritas visi selama 5 tahun kepemimpinan.
Birokrasi diperkenalkan dengan program unggulan. Program itu nantinya dikerjakan oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah), agar terbiasa melakukan kerja dengan inovasi dalam program unggulan tersebut.
“Tidak bisa dinilai pemerintahan ini berhasil dan tidak di program 100 haru kerja. Tetapi, yang menjadi tolak ukur untuk melihat program unggulan adalah bentuk inovasi dalam menyelesaikan masalah,” kata Ony, yang juga sebagai Ketua DPD KNPI Kota Ternate.
“Pada pemerintahan Ternate Andalan ini, yang baru adalah penanganan COVID-19. Tapi, masalah sampah dan air bersih adalah masalah lama kota ini. Jadi, yang harus dilihat adalah, apa inovasi baru pemerintahan ini dalam menyelesaikan masalah sampah dan air bersih. Ternate menanti inovasi,” paparnya.
Baca juga:
Upah Petugas Sampah Transdepo yang Diresmikan Wali Kota Ternate Belum Dibayar
Dalam catatan halmaherapost.com, Juli 27, 2021, pemkot meluncurkan Tempat Pembuangan Sampah (transdepo), berbasis partisipasi masyarakat pada pertengahan Juni 2020 kemarin. Namun, pada kenyataannya upah petugas pengangkutan sampah di Kelurahan Bastiong Karance, itu dua bulan terakhir belum dibayar. Padahal para petugas hanya berjumlah 4 orang.
Rizal Marsaoly, Plt Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, ketika ditemui mengatakan, program 100 hari itu dibuat sebagai ‘pijakan awal’ untuk memotivasi perangkat daerah atau OPD, untuk mencapai RPJMD.
“Dari posisi itu, kita bisa menilai OPD mana yang merespons dan konsisten mewujudkan visi misi Ternate yang Mandiri dan Berkeadilan atau disebut Ternate ANDALAN,” kata Rizal.
Beberapa kegiatan pendukung pelaksanaan 5 program di atas, menurut Rizal, telah terlaksana melalui beberapa OPD teknis terkait, baik itu pelaksanaan secara teknis di lapangan, maupun ketersediaan dukungan berupa regulasi.
“Kami akui dan menyadari betul bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan di lapangan dalam mengimplementasi program di atas. Bappelitbangda terus melakukan monitoring dan evaluasi serta intens berkoordinasi dengan OPD teknis terkait, dalam rangka mengoptimalkan kebijakan perencanaan yang lebih baik kedepan,” ujarnya.
Baca juga:
Warga Takome, Ternate, Keluhkan Bau Sampah TPA Buku Deru-deru
Rizal memaparkan, program prioritas 100 hari kerja berkelanjutan sudah terakomodir secara aspiratif, sistematis, dan terencana dalam RPJMD Kota Ternate tahun 2021-2026. Itu telah melewati beberapa tahapan kaidah perencanaan, yang kemudian akan terimplementasi melalui program dan kegiatan OPD dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya.
“Bappelitbangda akan terus mengawal tahapan perencanaan ini, sehingga secara maksimal benar-benar bisa menjawab apa yang menjadi harapan dan cita-cita dalam mewujudkan Ternate ANDALAN, dengan berkolaborasi dan bersinergi dalam program inovasi,” ujarnya.
Kolaborasi di Tengah Pandemi
Program 100 hari kerja, bagi Rizal, memang belum sempurna. Ada kekurangan bahkan kendala. Pemkot dibuat pusing dengan. Meski begitu, Kabinet Ternate ANDALAN terus berupaya hingga dapat kolaborasi dengan pihak ketiga.
Pelibatan pihak ketiga itu terlihat ketika perusahan pertambangan dan hilirisasi yakni Hari Nickel menyerahkan 1 unit truk pengangkut sampah kepada Wali Kota Ternate M. Tauhid Solamen.
“Selain itu, ada bantuan kendaraan roda tiga dari Bank Indonesia, dan beberapa swalayan di Kota Ternate,” ungkap Rizal.
Katanya, beberapa swalayan yang tersebar di beberapa kelurahan di Kota Ternate juga akan menyumbangkan masing-masing 1 unit kendaraan roda tiga. Kendaraan tersebut dapat digunakan untuk mengangkut sampah di beberapa gang di kelurahan, yang tidak dapat dijangkau oleh truk pengangkut sampah.
Komentar