Opini

Depresiasi Toleransi Al Zaytun

Penulis: Ummulkhairy M Dun || Sekretaris Umum Kohati HMI Cabang Ternate

Al Zaytun, sebuah lembaga pendidikan Islam yang dikemas dalam bingkai pondok pesantren, sedang hangat diperbincangkan. Secara fisik, pondok pesantren ini memiliki luas 1.200 hektar. Tata letak bangunan yang luas berhasil menghimpun santri dan santriwati sebanyak 10 ribu orang dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Luas sekolah dan kemampuan menampung para santri dalam jumlah yang banyak ini diketahui melalui laman websitenya.

Lebih lanjut menelusuri pondok pesantren ini melalui lamannya www.alzaytun.sch.id, diketahui bahwa pembangunan pondok pesantren ini berlangsung sejak tahun 1996, berlokasi di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Meskipun dibangun tahun sekian, pondok pesantren ini baru diresmikan pada tahun 1999 saat B.J Habibie menjadi presiden.

Sepak terjang pondok pesantren ini cukup mengalami lompatan-lompatan yang baik. Para santri di pondok pesantren ini tidak hanya berasal dari dalam negeri melainkan mancanegara. Sebarannya yang luas, mengantarkan pondok pesantren ini sebagai penerima penghargaan pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara oleh Washington Times tahun 2005 silam.

Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, atau karib dikenal dengan panggilan Panji Gumilang, adalah sosok yang memprakarsai sekaligus menjadi pimpinan Al Zaytun saat ini. Darinya pula, Al Zaytun memiliki motto "Mendidik dan membangun semata-mata diperuntukkan beribadah kepada Allah Swt". Selain itu, juga mengklaim sebagai pesantren yang berasal dari, oleh, dan untuk umat. Motto beserta orientasi sebagai pondok pesantren juga dipertegas dengan bergabungnya Al Zaytun dalam Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).

Sebagai bagian dari YPI, Al Zaytun memang layak disematkan sebagai pondok pesantren yang mengedepankan nilai-nilai kemodernan. Pasalnya, dalam proses pembelajaran tidak hanya menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi kedua setelah bahasa Indonesia, mereka pun menjadikan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi pembelajaran. Perpaduan antara nilai kemodernan dan nilai keislaman menjadikan Al Zaytun sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang dituju banyak muslim baik di Indonesia maupun luar negeri.

Dari pemaparan singkat mengenai Al Zaytun sebagai pondok pesantren modern tidak memberikan kesan yang buruk. Akan tetapi, belakangan ini nama Al Zaytun seketika menjadi viral. Munculnya nama Al Zaytun di permukaan layar gadget sebagian besar masyarakat Indonesia cukup meresahkan dan mengharuskan ada penelusuran khusus terhadap pondok pesantren milik Panji Gumilang itu.

Dilansir dari laman media Tempo, menyebutkan bahwa pondok pesantren Al Zaytun menjadi buah bibir masyarakat, terutama masyarakat muslim, dikarenakan adanya beberapa dokumentasi di pondok pesantren yang diduga mencederai syariat Islam. Beberapa di antaranya berupa video truth claim (klaim kebenaran) yang dilakukan oleh salah satu santrinya. Dalam video tersebut, memperlihatkan santri tersebut mengkafirkan ibunya dengan alasan sang ibu tidak bergabung dengan pondok pesantren tempatnya belajar.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis:

Baca Juga