Fenomena

Foto: Ini Fakta Fenomena Optik di Langit Sula yang Bikin Warga Was-was

Fenomena matahari cincin yang diabadikan bersama menara Masjid Raya Sanana, di Kepulauan Sula, Selasa 21 April 2020 || Foto: Rudi Sapsuha

Sanana, Hpost - Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula dihebohkan dengan fenomena alam berupa cincin yang melingkari matahari. Pemandangan unik itu terjadi sekitar pukul. 13.00 WIT – 14.30, Selasa 21 April 2020 WIT.

Mega, salah satu warga Kota Sanana, Kepulauan Sula, mengaku sangat kaget dengan fenomena alam tersebut. Sebab fenomena itu merupakan kali pertama yang dia saksikan selama hidupnya.

"Ada semacam cincin yang ada pada matahari," ungkapnya saat ditemui, Halmaherapost.com.

Mega dan warga lainnya terlihat was-was. Mereka umumnya khawatir bahwa fenomena ini bisa menjadi pertanda buruk.

Foto: Rudi Sapsuha

Dengan adanya fenomena ini, lanjut Mega, warga biasanya punya keyakinan bahwa akan terjadi sesuatu kejadian yang lebih dahsyat dalam waktu dekat.

Pengamat Cuaca BMKG Kepulauan Sula Ikmal Zainudin ketika ditemui wartawan di kantornya menjelaskan kejadian itu merupakan fenomena optis karena adanya pembiasan atau perpendaran sinar mahatari oleh awan cirrus (awan tinggi) yang mengandung sedikit uap air dan butiran debu es.

“Fenomena itu biasa, tidak ada hubungannya dengan kejadian lain dan tidak berpengaruh terhadap masyarakat,” imbuhnya.

Menurutnya, halo merupakan fenomena biasa yang merupakan fenomena optis yang sering keluar lingkaran cahaya baik di sekitar matahari maupun bulan.

“Ini hal biasa dan normal,” singkatnya.

Foto: Darmin Panigfat

Fakta Fenomema optik atau matahari cicin yang dikutip dari detik.com

Sejarah,

Fenomena alam seperti halo matahari dan parhelia pernah disebutkan oleh Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup dari tahun 384 SM hingga 322 SM. Selain itu, pengamat di China juga telah mencatat terjadinya halo matahari selama beberapa abad, salah satunya dalam buku 'Official History of Chin Dynasty' yang terbit tahun 637.

Selain itu, fenomena matahari cincin juga pernah terjadi di Stockholm, Swedia pada 20 April 1535 dan kejadian tersebut digambarkan dalam lukisan Vädersolstavlan.

Fenomena alam seperti matahari cincin dulunya digunakan untuk memperkirakan cuaca saat ilmu meteorologi belum berkembang. Fenomena ini biasanya mengindikasikan akan terjadi hujan dalam 24 jam ke depan karena awan cirrus tinggi biasanya menandakan akan terjadinya hujan.

Foto: Darmin Panigfat

Penyebab

Cincin atau halo ini tidak hanya terlihat mengelilingi Matahari, tapi juga Bulan. Fenomena cincin yang mengelilingi Bulan dan Matahari ini juga disebut sebagai halo 22 derajat karena sudut dari pusat ke cincin adalah sekitar 22 derajat.

Karaktereitik

Fenomena alam ini terjadi karena refraction atau pembiasan cahaya yang melintasi kristal es yang ada di atmosfer. Karena sifat dari kristal es, tidak ada cahaya yang direfleksikan ke bagian dalam cincin, sehingga membuat langit lebih gelap dibanding sekitarnya dan menampilkan lubang di langit.

Jika kalian melihat fenomena matahari cincin, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan. Cincin yang mengelilingi matahari biasanya terlihat berwarna merah di bagian dalam dan berwarna biru di bagian luar.

Foto: Rudi Sapsuha

Selain itu, sisi dalam cincin juga terlihat lebih tajam dan jelas, sedangkan sisi luarnya terlihat lebih membaur. Perhatikan juga langit yang mengelilingi cincin terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bagian langit lainnya.

Jenis yang lebih langka

Walau fenomena matahari cincin atau halo terbilang jarang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia, ada lagi fenomena matahari cincin yang lebih langka.

Foto: Darmin Panigfat

Fenomena ini dinamai Cincin Bottlinger dan memperlihatkan halo yang berbentuk elips, bukan lingkaran seperti cincin pada umumnya. Diameternya juga lebih kecil sehingga membuatnya lebih sulit dilihat dan lebih mudah dilihat jika kalian berada di puncak gunung atau sedang berada di pesawat terbang.

Masih banyak hal yang belum dipahami oleh peneliti terkait Cincin Bottlinger. Fenomena ini diduga terbentuk oleh kristal es piramida yang sangat datar yang menghadap pada sudut rendah yang tidak biasa dan tergantung secara horizontal di atmosfer.

Penulis: Tat
Editor: Ata/Red

Baca Juga