Lingkungan

Sampah Berserakan di Kota Weda, Halmahera Tengah

Sampah berserakan di badan jalan yang menghubungkan Desa Nurweda dan Desa Wedana, Kecamatan Weda, Halmahera Tengah. || Foto: Risno Hamisi/Hpost

Weda, Hpost – Tumpukan sampah terlihat berserakan di badan jalan yang menghubungkan Desa Nurweda dan Desa Wedana, Kecamatan Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Pantauan Halmaherapost.com, Selasa 9 Maret 2021, sampah jenis plastik, kertas, kardus, sisa makanan, hingga sampah rumah tangga lainnya itu, ada yang dimasukan ke dalam karung berukuran sedang, kantong plastik dan ada juga yang berserakan begitu saja.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Tengah, Syamsul Bahri Ismail, mengatakan sampah yang berserakan itu karena bak penampung yang sudah disiapkan di wilayah Weda rusak berat.

Ia pun berjanji secepatnya mengadakan bak penampung sampah, terutama di 3 titik, yakni pasar, Desa Wedana, dan belakang RSUD Weda.

"Termasuk di perumahan 100. Mudah-mudahan kontainer penampungan sampah cepat jadi, untuk mengatasi problem ini," harapnya.

Baca juga:

Desa di Halmahera Tengah Bakal Terima Bantuan Motor Kaisar

Sampah di Kota Weda Belum Tertangani

Sampah di Kota Weda Masih Kategori Aman

Ia menjelaskan, terkait kerusakan kontainer atau bak penampungan sampah, petugas kebersihan langsung mengatasinya di lapangan. “Petugas sekop langsung ke mobil dump truck,” katanya.

Saat ini, dari 3 unit armada pengangkut sampah, hanya 2 unit yang beroperasi. Sebab 1 unit adalah kendaraan lama dengan pengadaan di 2010.

“Jadi hanya dipakai untuk berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu 1 unit truck pengangkut ini rusak, maka mobil itu yang turun. Kita tidak bisa lakukan operasional sekaligus. Karena risikonya berat kalau 2 unit rusak," bebernya.

Khusus untuk sampah di belakang RSUD Weda, DLH meminta pengertian dari pihak RSUD untuk mau membantu dengan membuang langsung ke TPA. “Karena operasional secara khusus untuk rumah sakit itu mungkin ada,” katanya menduga.

Ia mengaku, untuk saat ini cukup berat untuk memperbaiki kontainer yang rusak pada 3 titik tersebut, sehingga dibutuhkan perhatian masyarakat untuk sama-sama saling membantu.

"Kelola dalam artian, masyarakat yang akan membuang sampah bisa diisi langsung ke dalam karung. Karena kendala di kami itu adalah waktu. Tenaga kita hanya 6 orang, baru yang atasi sekop itu dengan jumlah kubikasi sampah yang besar," tutupnya.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: Nurkholis Lamaau

Baca Juga