Pelabuhan Hiri
PUPR Ternate: Breakwater Perlabuhan Hiri Pakai Tetrapod, Ini Alasannya

Ternate, Hpost – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kota Ternate, Risval Tri Budiyanto, mengatakan, pembangunan tanggul penahan ombak (Breakwater), Pelabuhan Hiri dipastikan akan menggunakan konstruksi tetrapot.
“Saat dimintai penjelasan dari wali kota, saya menyarankan agar breakwater Pelabuhan Hiri menggunakan konstruksi yang kuat, yakni Tetrapot. Alhamdulillah itu diterima pak wali kota dan langsung memerintahkan dinas PUPR untuk menghitung berapa anggaran yang bisa diterapkan," kata Risval, kepada halmaherapost.com, Senin 24 Mei 2021, usai bertemu Wali Kota, Tauhid Soleman, dan sejumlah intansi terkait di kantor Bapelitbangda.
Risval bilang, penggunaan Tetrapod sebagai konstruksi awal. Pembangunan dilak.ukan bertahap.
"Saya sudah usulkan, jika ada hibah berupa Tetrapod dari kementerian, maka itu lebih bagus," ucapnya.
Menurut Risval, daerah pesisir di Ternate memiliki ombak yang tidak menentu, sehingga konstruksi konvensional tidak bisa menahan ombak.
Risval mengakui, nilai investasinya memang lebih mahal, tapi dari sisi umur rencana jauh lebih tinggi. "Biaya keseluruhan konstruksi sudah pasti murah dibandingkan dengan kerja, rusak kerja lagi dan terus menerus seperti itu yang terjadi," jelasnya.
Risval menjelaskan, penggunaan batu kosong bukan lagi menggunakan konstruksi struktur. Sementara daerah pantai Sulamadaha dikenal dengan ombak yang cukup besar.
"Konstruksi batu kosong ini kan penahan ombak bagi daerah-daerah yang bukan untuk fungsi struktur, jadi ketika terjadi hempasan ombak yang sifatnya secara tiba-tiba atau diluar kekuatan ombak biasa, nah itu pasti hancur," jelasnya.
Baca juga:
Pelabuhan Hiri Satu Dekade, Catatan untuk Wali Kota Ternate
Astaga,,, Pemkot Ternate Pingpong Warga Hiri soal Bangun Breakwater
Menurutnya, dengan menggunakan Tetrapod pada dermaga Hiri, itu justru bisa menahan ombak.
Sebelumnya, penggunaan Tetrapod ini pernah ia sampaikan kepada AMPUH (Aliansi Masyarakat Pulau Hiri) saat melakukan pertemuan di Dinas PUPR beberapa bulan lalu. Hanya saja pada saat ia mengusulkan itu, pihak AMPUH sendiri menyebutkan konstruksi tersebut terlalu mahal sementara anggaran yang tersedia sangat terbatas.
Risval memastikan pengerjaan penahan ombak bisa selesai pada tahun ini. terpenting anggaran yang disiapkan cukup termasuk di APBD-P.
"Secara teknis bisa dikerjakan, tapi kita lihat keuangannya dulu, kalau anggaran untuk selanjutnya di anggaran perubahan harus pada Agustus, tapi kalau di Oktober itu tidak bisa.”
"Karena ini prosesnya pengecoran mal, kan ini pra cetak baru diangkat, sehingga agak lama pada pengeringan. Untuk beton saja pengeringan butuh 21 hari, jadi ini yang agak repot. Mencetaknya banyak kemudian waktu sempit," pungkasnya.
Senada, Plt Bapelitbangda, Rizal Marsaoly, membenarkan, dalam pertemuan tersebut, wali kota meminta Kadis PUPR, Risval Budiyanto untuk menghitung anggaran dengan kajian teknis.
Rizal mengatakan, wali kota berharap kualitas breakwater yang akan dibuat harus bertahan dengan jangka waktu yang lama, meski dimulai dengan anggaran yang terbatas. Sehingga nantinya akan digunakan Tetrapod untuk penahan gelombang.
"Pak wali suruh hitung, nanti berapa uang yang ada ini, kemudian sisanya nanti pak wali kota akan ketemu dengan kepala BWS, untuk minta hibahkan ke Pemkot kalau nantinya mereka ada pengadaan (tetrapot)," pungkasnya.
Komentar