Infrastruktur
LMND Sanana Soroti 2 Persoalan Ini di Kepulauan Sula
Sanana, Hpost – Eksekutif Liga Mahasiswa Demokrasi Indonesia (EK-LMND) Sanana, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Kepulauan Sula, Senin 21 Juni 2021.
Ada dua hal yang disoroti. Pertama, sejumlah proyek yang diduga masalah di masa kepemimpinan Hendrata Thes dan Zulfahri Abd. Duwila (HT-Zadi). Kedua, maraknya ilegal fishing di perairan Sula.
Ketua LMND Sanana, Junaidi Peuleu, dalam orasinya meminta Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus segera mengevaluasi seluruh proyek pembangunan di era HT-Zadi, yang diduga bermasalah.
Mulai dari proyek pembangunan Masjid An-Nur Desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara. Jembatan Air Bugis di Mangoli Selatan, Jembatan Air Baleha di Sulabesi Timur.
Termasuk seluruh fasilitas tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang diduga tak bisa digunakan, serta Alat Pelindung Diri (APD) COVID-19 yang dibiarkan mubajir.
“Kami duga anggaran COVID-19 berkisar Rp 42 miliar. Belum lagi proyek pembangunan di era HT-Zadi yang banyak tidak selesai. Padahal menelan anggaran miliaran rupiah,” katanya.
“Aksi kami ini tidak ada tendensi apapun. Aksi kami ini atas dasar keterpanggilan moril sebagai putra Sula,” ucap Junaidi menambahkan.
Raski Soamole, peserta aksi lainnya, menambahkan belakangan ini marak terjadi ilegal fishing di perairan Sula. Bahkan ada pengusaha ikan yang diduga menggunakan jaring pukat harimau. Ini kemudian berdampak pada hasil jualan para pengepul ikan.
Ia menduga, kehadiran nelayan dari luar yang sengaja beroperasi di perairan Sula, khususnya di Kecamatan Mangoli Utara Timur, membuat nelayan lokal sulit mendapatkan ikan.
“Untuk itu kami minta Bupati segera berkoordinasi dengan Gubernur Maluku Utara, agar tidak harus mengeluarkan izin operasi, baik perusahaan loging yang saat ini berada di Desa Wailoba, Mangoli Tengah, maupun ilegal fishing di Sula," ujarnya.
Komentar