Euro 2020
Uji Skuad Pelapis Gli Azzuri, Rotasi dan Torehan Rekor Ala Mancini

Oleh: Firjal Usdek (Tifosi Azzuri)
Kemenangan Gli Azzuri-Itali tidak hanya mencatatkan poin sempurna di babak fase grup A Euro 2020, tetapi juga menyamai rekor yang telah bercokol 82 tahun. Rekor yang dimaksud ialah streak tanpa kalah 30 pertandingan beruntun 1935-1939, silam.
Kemenangan Itali atas Wales juga mengukuhkan clean shet di 10 game berturut-turut. Sebuah torehan menjanjikan ala Alenatore Roberto Mancini, yang merotasi skuad inti dengan 7 pemain pelapis dalam pertandingan melawan semifinalis Euro 2019, silam.
Wales datang dengan misi mengamankan satu tempat di Fase 16 besar. Garet Bale dkk, bermain menekan sejak awal di Olimpico. Sementara Gli Azzuri tampil menyisahkan mengandalkan tiga pilar Skuad Utama Donarruma, Joginho, dan Kapten kedua Bonuci. Mancini memang sedang berjudi untuk menguji mental pemain deputi skuad inti.
Namun, Line Up Mancini tidak mengubah daya gedor Gli Azzuri. Itu dibuktikan dengan pressing Trio dari kota Turin, yakni Bernadesci, Chiesa, dan Belloti. Itu membuat permainan ofensif Wales yang berhasil mengalahkan Turki di pertandingan kedua tidak bisa berkembang.
Verrati yang kembali merumput menggantikan posisi bintang muda Locateli, berkali-kali memberikan sentuhan magis lewat truought pass efektif di lini tengah. Palang pintu Inter Milan, Bastoni tampil apik menggantikan Chelini. Bek muda itu mampu mengawal pergerakan Bale dan Ramsey.
Keputusan rotasi, membuat Itali sulit memanfaatkan gol dari Open Play. Skuad muda Mancinui baru berhasil membobol gawang Wales lewat bola mati di menit ke 39. Free Kick yang dieksekusi bintang PSG, Marco Verrati berhasil dikonversikan menjadi gol oleh gelandang muda Matteo Pessina. Gol ini membuktikan bahwa Itali juga apik memanfaatkan bola mati.
Di babak kedua, Mancini menarik Bonuci, dan memasukan palang pintu kawakan Acerbi. Bahkan rotasi dilakukan terhadap Jorginho sang kreator transisi Azzuri ditarik keluar menggantikan Cristante. Pada kesempatan keduanya sebagai pemain pengganti, punggawa As Roma ini mampu mempertahankan pengusaan bola.
Bernadeschi yang sedari awal pemanggilannya dikritik wartawan dan publik sepakbola Itali terbukti bermain tidak efektif dan selalu salah mengambil keputusan. Kesempatannya memanfaatkan bola mati hanya membentur tiang, pemain Juventus berulang kali menyia-nyiakan peluang. Berna akhirnya digantikan debuti muda Raspodari.
Chiesa bermain gemilang, namun terlalu bernafsu mencatatkan namanya di papan skor. Meski begitu, Mancini tidak menarik Chiesa untuk mematangkan mental bermain di kanca eropa.
Dengan pemain pelapis, Gli Azzuri berhasil menciptakan 23 tendangan, 6 tendangan on target dari 70 persen penguasan bola. Stastik yang meyakinkan buat skud muda pelapis kedua.
Di babak 16 besar nanti Itali menunggu Runner Up grup C, yang diperebutkan Ukraina dan Austria. Di atas kertas, Itali jauh lebih unggul. Namun, Gli Azzuri harus berhati-hati dengan anak asuhan Shevchenko. Itali bermain seri di Frendly Macth 2018 silam. Sheva mengenal betul seluk beluk sepakbola Itali. Sementara Austria di bawah kepemimpinan kapten Alaba memiliki taktik bermain mirip Panser-Jerman.
Skuad Austria diisi kebanyakan pemain yang meremput di bundes liga. Artinya, Itali harus lebih taktis mencari formala menghadapi calon lawan untuk terus melaju jauh di euro 2020.
Komentar