Lingkungan
Sampah Masih Menumpuk di Kota Rempah, Terkendala Armada

Ternate, Hpost – Sejumlah kelurahan di Kota Ternate, Maluku Utara, terpantau terus alami peningkatan produksi sampah. Kendati demikian, terbatasnya penyediaan tempat pembuangan sementara (TPS) hingga armada pengangkut masih jadi pusat keluhan warga.
Pantauan Halmaherapost.com, Kamis 01 September 2022, dua lokasi pembuangan sampah di Kelurahan Kalumpang, Ternate Tengah dan Kelurahan Kalumata, Ternate Selatan tampak meningkat tumpukan sampah yang tak dibersihkan.
Salah satu lokasi tumpukan sampah itu, yakni tepat di jembatan jalan raya Kelurahan Kalumpang, RT2. Menurut warga, lokasi ini memang sudah lama jadi titik pembuangan sampah.
Mirisnya, dalam beberapa jam saja, meski sudah diangkut, sampah terus hadir hingga memenuhi sisi jembatan tersebut.
"Setiap hari sampah selalu penuh di jembatan itu. Orang dari luar juga ke sini main lempar aja sampahnya. Setiap pagi mobil sampah sudah angkut, namun beberapa jam saja penuh lagi," jelas Evi, salah seorang warga.
"Saya setiap hari mesti menyapu dan bersihkan kemudian saya bakar. Kami di sini memang cukup terdampak bau sampah itu," ujarnya kembali.
Ia bilang, setiap hari, keluhan selalu datang dari warga lantaran lokasi jembatan ini kerap menjadi sasaran sampah kiriman warga.
Evi mengaku, di wilayah mereka memang tak ada bak atau tempat pembuangan sampah, bahkan untuk tong sampah di setiap rumah saja tidak tersedia.
"Tong di sini setiap hari bafeto orang yang dari luar deng mobil avanza singga buang di situ. Tapi memang di sini tidak ada bak sampah, tong sampah di pinggir jalan saja tidak ada," cetusnya, kesal.
Masih berdasarkan pantauan Halmaherapost.com, masalah sampah yang sama juga terdapat di Kelurahan Kalumata Belakang, RT18, di mana sampah terlihat menumpuk di sisi kali mati (barangka).
Diketahui, kiriman sampah tersebut sudah menetap lama. Warga punya alasan bahwa hal itu karena armada pembuangan sampah memiliki kapasitas yang kecil sehingga tidak dapat mengangkut sampah tersebut.
Baca Juga:
Risaldi, salah seorang warga mengatakan, TPS sampah di wilayah mereka hanya terdapat pada satu titik. Bahkan warga di kelurahan lain turut menyumbang sampah di situ.
"Bak sampah di sini cuma satu. Dari RT16 maupun RT15, bahkan warga dari Kelurahan Ngade juga buang di sini. TPS yang kecil itu jadi bikin sampah membludak dan berserakan di berangka," jelasnya.
Sampah di Kota Rempah ini terus 'dipanen'. Lagi-lagi armada dan TPS menjadi keluhan khalayak luas kepada Pemerintah Kota Ternate yang gencar mengampanyekan 'Ternate Andalan' yang bersih dari sampah.
Ketua RT6 Kelurahan Mangga Dua, Yasim Ali (60), ditemui Halmaherapost.com pada 31 Agustus 2022, mengatakan, sampah yang tertumpuk di sepanjang kali mati di wilayahnya itu juga sebagai tempat pembuangan dari warga tetangga, Kelurahan Bastiong.
Ia bahkan pernah membuat spanduk larangan membuang sampah sebanyak enam spanduk di sepanjang kali mati tersebut. Peringatan berupa plang larangan itu justru tidak mendapat perhatian untuk sadar sampah.
"Sampah banyak model begitu bukan hanya tong (kami) di sini yang buang kasana, tapi dari warga sebelah juga yang buang. Saya pernah buat spanduk dari dara kalao pasang enam tiang, tapi sama saja trada perubahan," ungkapnya.
Dia menambahkan, TPS dan bak sampah hingga kini belum juga tersedia di wilayahnya. "Di sini bak sampah tidak ada, jadi masing-masing rumah beli tempat sampah. Ada Kaisar untuk angkat sampah, tapi tidak bisa masuk di area sini," jelasnya.
Masalah penanganan sampah di Ternate juga menyulut perhatian sejumlah mahasiswa yang menggelar demonstrasi di Kantor Wali Kota Ternate, pada Rabu 29 Agustus 2022.
Protes penanganan sampah juga disuarakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada unjuk rasa di Kantor Wali Kota Ternate, Kamis 01 September 2022, kemarin.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam aksi KAMMI, berjanji akan menuntaskan masalah sampah di kotanya.
"Satu dua bulan lagi armada kita akan datang dan dipastikan masalah penanganan sampah ini dapat diatasi," tandasnya.
Komentar